Tugas Individu (Minggu ke 12)
Psikologi Manajemen
EMPOWERMENT,
STRES DAN KONFLIK
A. Definisi
Empowerment
Pemberdayaan
merupakan suatu konsep yang diadopsi dari kata “empowerment” . Menurut Webster
dan Oxford English Dictionary (Priyono dan Pranarka, 1996) kata empowerment
atau empower mengandung dua pengertian yaitu; pertama to give power or
authority to, kedua to give ability or enable . Jadi dapat dipahami pengertian
pertama sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan
otoritas ke pihak lain. Sedangkan pada pengertian kedua dipahami sebagai upaya
untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan.
B. Kunci
efektif Empowerment
Hulme dan Turner (1990:214-215) berpendapat bahwa
pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang
memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan
pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh
karena itu pemberdayaan sifatnya individual dan kolektif. Pemberdayaan juga
merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan kekuasaan kekuatan yang berubah
antar individu, kelompok dan lembaga.
C. Definisi Stres
Hariandja
(2002) mendefinisikan stres sebagai situasi ketegangan atau tekanan emosional
yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar,
hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat
mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Menurut penelitian
Baker dkk (Rini, 2002) stres yang dialami oleh seseorang akan merubah cara
sistem kekebalan tubuh. Brealey (2002) memberikan definisi stres sebagai suatu
respon psikologis dari tubuh terhadap tekanan yang diterimanya, khususnya
berbagai kejadian yang mengancam, menantang, atau mengandung unsur perubahan.
Ketika tuntutan yang dibebankan pada seseorang berlebihan atau melebihi
kemampuan yang dimiliki maka akan membuat seseorang tersebut berada dibawah
stres yang berlebihan.
Menurut Morgan (Karman & Suyasa, 2004) stres adalah suatu keadaan internal yang ditimbulkan oleh adanya tuntutan fisik atau disebabkan oleh lingkungan dan situasi sosial yang dinilai membahayakan, tidak terkontrol atau mengancam keberdayaan diri seseorang. Keadaan internal disini merupakan suatu kondisi atau perasaan subyektif yang hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya. Schult dan Schult (Bachroni & Asnawi, 1999) mengatakan bahwa stress merupakan gejala psikologis yang dirasakan mengganggu dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat mengancam eksistensi diri dan kesejahteraan. Stres pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu. Stres timbul sebagai bentuk ketidakharmonisan individu dengan lingkungan.
Menurut Morgan (Karman & Suyasa, 2004) stres adalah suatu keadaan internal yang ditimbulkan oleh adanya tuntutan fisik atau disebabkan oleh lingkungan dan situasi sosial yang dinilai membahayakan, tidak terkontrol atau mengancam keberdayaan diri seseorang. Keadaan internal disini merupakan suatu kondisi atau perasaan subyektif yang hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya. Schult dan Schult (Bachroni & Asnawi, 1999) mengatakan bahwa stress merupakan gejala psikologis yang dirasakan mengganggu dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat mengancam eksistensi diri dan kesejahteraan. Stres pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu. Stres timbul sebagai bentuk ketidakharmonisan individu dengan lingkungan.
D. Sumber Stres
Semakin berkembang dan majunya
teknologi, tuntutan untuk menjadi yang lebih baik membuat persaingan dalam
dunia makin pesat dan makin ketat, sehingga menuntut kinerja yang lebih
maksimal, stres dapat disebabkan oleh :
- Sumber
stres dari organisasi (seperti tuntutan-tuntutan, dan tanggungjawab yang
besar), struktur organisasi, hubungan dalam organisasi, keberadaan organisasi,
dan hubungan organisasi dengan pihak luar.
- Sumber
stres dari kehidupan, seperti kehilangan pasangan hidup.
- Kondisi
pekerjaan, seperti kondisi lingkungan, baik lingkungan maupun
lingkungan kehidupan, overload, deprivational stress,
pekerjaan berisiko tinggi dan iklim.
- Ambiguitas
dalam berperan dan faktor interpersonal.
- Perkembangan
karir.
- Cita-cita,
dan ambisi.
- Kurangnya
kontrol yang dirasakan.
- Diri
individu, seperti usia, kondisi fisik, dan faktor kepribadian.
Menurut Cary Cooper (Rini, 2002)
sumber stres ada lima yaitu sebagai berikut :
1. Kondisi Pekerjaan.
a) Lingkungan .
b) Overload.
c) Deprivational stress.
d) Pekerjaan beresiko tinggi.
2. Konflik Peran.
Perusahaan yang mempunyai struktur
organisasi yang kurang jelas, yaitu seperti perusahaan yang tidak mempunyai
garis-garis haluan yang jelas, aturan main, visi dan misi yang sering kali
tidak dikomunikasikan pada seluruh kita. Konflik peran juga dihadapkan pada
wanita terutama yang sudah menikah, serta ketidakjelasan pekerjaan yang
diberikan perusahaan pada kita.
3. Hubungan Interpersonal.
Hubungan yang tidak baik dapat
dilihat dari gejala-gejalanya seperti rendahnya minat dalam memecahkan masalah
yang ada dalam organisasi, dan kepercayaan yang rendah. Adanya dukungan dari
rekan, keluarga, atau pihak manajemen diyakini dapat menghambat timbulnya
stres.
4. Pengembangan Karier.
Bayangan akan kesuksesan karir
sering kali tidak sesuai dengan yang ada dikenyataan. Impian dan cita-cita
untuk mencapi prestasi dan karir yang baik sering kali tidak terlaksana
dikarenakan adanya ketidakjelasan sistem pengembangan karir dan penilaian
prestasi, budaya nepotisme dalam manajemen perusahaan, dan tidak adanya
kesempatan lagi untuk naik jabatan.
5. Struktur Organisasi.
Struktur organisasi berpotensi
menimbulkan stres apabila diberlakukan secara kaku, kurang adanya kepedulian
dari pihak manajemen pada inisiatif kita, tidak pernah melibatkan kita dalam
pengambilan keputusan, dan tidak adanya dukungan untuk kreativitas kita.
E. Pendekatan Stres.
Sumber
pontensial stres memberikan informasi kepada manajemen perusahaan untuk
melaksanakan pendekatan individu terhadap organisasional dalam mengatasi stres.
Menurut Robbins, ada dua pendekatan dalam mengatasi stres, yaitu:
1.
Pendekatan individual
Seorang
karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat
stresnya. Strategi individu yang telah terbukti efektif adalah:
-
Teknik manajemen waktu
-
Meningkatkan latihan fisik
-
Pelatihan pengenduran (relaksasi)
-
Perluasan jaringan dukungan sosial
2.
Pendekatan Organisasional
Beberapa
faktor yang menyebabkan stres terutama tuntutan tugas dan peran, struktur
organisasi
dikendalikan oleh manajemen. Strategi yang digunakan:
-
Perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja
-
Penggunaan penetapan tujuan yang realistis
-
Perancangan ulang pekerjaan
-
Peningkatan keterlibatan kerja
-
Perbaikan komunikasi organisasi
-
Penegakkan program kesejahteraan korporasi
Sumber :
As’ad, M. 1999. Psikologi
Industri (Seri Ilmu Sumber Daya Manusia). Yogyakarta : Liberty
Brealey, Erika. 2002. Seri 10
Menit Menghilangkan Stres (terjemahan Sara C.Simanjuntak). Batam :
Karisma Publishing Group
Childre, D. 2001. Mengatasi Stres
Dalam Satu Menit : Freeze-Frame (terjemahan Tim Prestasi Pustaka). Jakarta: Prestasi Pustaka
Hulme, David & M. Turner, 1990.
Sociology of Development: Theories, Policies and Practices. Hertfordshire:
Harvester Whearsheaf.
Robbins,
P. Stephen. 2002. Perilaku Organisasi Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta.
Prehallindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar