Kamis, 10 Juli 2014

KESEHATAN MENTAL - KONTROL DIRI UNTUK KESEHATAN PSIKOLOGIS


TUGAS KESEHATAN MENTAL
Dosen : Lidya Catrunada
Nama : Febbry Rahmat Dwicahyo
Kelas : 2PA03
NPM : 12512844



Contoh Kasus :
Gangguan Psikotik Singkat
            Sebagian besar orang pernah mendengar frase “gangguan saraf” (nervous breakdown) yang digunakan untuk menggambarkan orang yang tiba-tiba kehilangan control, bertingkah aneh, dan mengalami pengalaman yang asing, seperti delusi atau halusinasi. Istilah tersebut sebenarnya istilah yang tidak cocok karena symptom-simtom ini tidak disebabkan oleh gangguan saraf. Istilah yang tepat adalah gangguan psikotik singkat (brief psychotic disorder), suatu gangguan yang dicirikan dengan onset tiba-tiba simtom-simtom psikotik yang berlangsung kurang dari satu bulan. Simtom-simtom tersebut sering kali bersifat reaktif, muncul setelah kejadian atau serangkaian kejadian yang menyebabkan stress, dan biasanya orang tersebut kembali ke fungsi normal.
            Stresor tersebut mungkin sesuatu yang orang lain akan jelas mengenalinya sebagai sesuatu yang serius, seperti kematian pasangan atau kebakaran rumah; tetapi dibeberapa contoh kasus, stresornya cukup mengganggu bagi individu meskipun orang lalin melihatnya sebagai sesuatu yang tidak terlalu mengganggu (misalnya masalah finansial atau akademik). Beberapa individu menjadi psikotik secara singkat tanpa stressor yang jelas membuat keluarga dan klinisi kebingungan dalam menentukan penyebab dari perubahan dramatis yang terjadi pada diri individu.
Karakteristik Diagnostiknya adalaha sebagai berikut :
Selama setidaknya 1 hari, namun kurang dari satu bulan, individu dengan  gangguan iini mengalami setidaknya 1 dari gejala-gejala berikut sebelum kembali berfungsi secara normal :
Delusi,
Halusinasi,
Cara bicara yang tidak tertata,
Memunculkan perilaku katatonik dan  terganngu,
Kondisi ini tidakk terkait dengan gangguan lain, kondisi medis ataupun penggunaan obat-obatan.
Kondisi ini dapat ditentukan oleh (1) stressor tertentu; (2) tanpa stressor tertentu; (3) sengan serangan yang muncul setelah melahrkan.

Dalam kasus ini, ada bebrapa treatmen (perlakuan) yang dapat diterapkan untuk membantu penderita gangguan psikotik singkat untuk bisa memulihkan kondisi psikologisnya. Diantaranya dengan :

  1. Meningkatan kontrol diri
  • Pengendalian diri sebagai perilaku yang dipelajari
            Perilaku disini tidak hanya merujuk untuk perilaku terbuka tetapi untuk semua proses internal dan eksternal dan kegiatan yang dapat diamati dan diukur. Titik utama Skinner adalah perilaku yang terdiri dari kemampuan kita untuk mengendalikan diri dapat dimodifikasi oleh prinsip yang sama seperti perilaku lain. Perilaku mengendalikan diri terutama dipelajari dan dengan demikian lebih rentan terhadap perubahan.
  • Kesadaran akan pengaruh lingkungan
            Orang-orang yang bergantung pada prinsip-prinsp modifikasi perilaku stres perlu juga “outsight” atau kesadaran dan penguasaan pengaruh eksternal perilaku.
  • Mengubah isyarat dan konsekuensi dari perilaku.
            Dua jenis variabel pengendalian atau pengaruh sangat penting untuk perilaku, yaitu isyarat yang memicu perilaku dan konsekuensi yang mengikutinya. Beberapa syarat di sekeliling kita atau di dalam diri kita dapat memicu apa yang kita katakan dan kita lakukan dan seringkari kita hanya samar-samar dalam menyadari ini. Seringkali konsekuensi dari perilaku kita mengerahkan pengaruh yang lebih pada apa yang kita lakukan.

  1. Menetapkan tujuan
  • Mendefinisikan perilaku sasaran Anda
            Sangat penting untuk menentukan target perilaku dalam hal perilaku. Kita ingin mengurangi atau menghilangkan masalah perilaku (perilaku negatif) dan meningkatkan perilaku yang positif.
  • Menetapkan tujuan yang dapat dicapai
Membuat program perbaikan diri untuk memilih tujuan yang terlalu ambisius atau tidak realistis.

  1. Pencatatan perilaku
            Setelah kamu menetapkan tujuan, penting untuk memperhatikan perilakumu sekarang sebagai basis (landasan) untuk mengukur progresnya nanti. Ada tiga cara untuk mencatat, yang pertama itu frequency count (menghitung seberapa seringnya) contohnya itu menghitung jumlah kalori yang kita konsumsi atau berapa kali kamu berbicara dalam kelas. Yang kedua measure of the duration or amount of time invested in the behavior (mengukur durasi atau waktu ketika melakukan perilaku), teknik ini lebih sulit, tapi lebih pantas ketika perilaku tidak dapat dengan mudah dipecah menjadi peristiwa yang terpisah. Contohnya seperti berapa lama tidur, belajar, dan bekerja. Yang ketiga adalah counting the products of the behavior (menghitung hasil dari perilaku) seperti ruangan yang bersih, tugas yang sudah selesai.

  1. Menyaring antisenden perilaku
            Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, banyak perilaku terjadi karenakan rentetan peristiwa (chain behavior). Seperti merokok, itu cenderung sering terjadi ketika individu gugup, bosan dll. Kondisi ini disebut antisenden. Ketika tujuan kamu adalah menghilangkan perilaku yang tidak dinginkan, strategi terbaik adalah dengan mengurangi antisenden tersebut. Dan ketika kamu mencoba untuk menetapkan perilaku yang dinginkan sebaiknya kamu membuat/membangun antisenden dan asosiasi yang memicu perilaku yang diinginkan tersebut.

  1. Menyusun konsekuensi yang efektif
            Setelah kamu mulai mengontrol beberapa kondisi yang memicu target perilakumu, kamu siap untuk lebih memperhatikan konsekuensi dari perilakumu.
            Kita tidak memberi imbalan kepada diri kita sendiri dengan reinforcers (penguat) sampai kita bisa melihatkan target perilaku yang ingin kita kuatkan. Reinforcers itu sendiri adalah apapun yang memperkuat perilaku. Ada dua macam reiforcers yang pertama positive reinforcment syang memperkuat perilaku yang diberikan langsung. Yang kedua negative reiforcement terdiri dari mengurangi atau menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan seperti cemas.
            Memilih reinforcer adalah tindakan yang sangat pribadi. Pada dasarnya, reinforcer yang efektif harus memiliki beberapa kriteria. Yang pertama harus sesuatu yang menguatkan untuk kamu. Yang kedua apakah reinforcer itu mudah dikendalikan. Yang ketiga adalah reiforcer itu harus kuat.
  1. Menerapkan perencanaan yang efektif
Pada poin ini kamu sudah siap untuk menetapkan keseluruhan rencanamu ke tindakan. Tapi, sebelum kamu memulai, penelitian sudah menunjukkan bahwa kamu harus berhati-hati kepada dua hal: persetujuan dengan dirimu tentang tujuanmu dan reinforcers yang kamu gunakan. Dengan tujuan untuk mempunyai pertujuan yang jelas dengan dirimu sendiri tentang apa yang hendak kamu selesaikan, kamu harus membuat self-contract. Yang didalamnya harus terdapat:
  1. Penjelasan yang jelas tentang terget perilaku yang hendak di capai, termasuk batas waktu programmu.
  2. Reinforcers yang akan kamu gunakan, bersamaan dengan jadwal digunakannya.
  3. Klausa bonus untuk tambahan positive reinforcement jika kamu melampaui batas minimal kontrakmu.
  4. Klausa pinalti jika kamu tidak memenuhi kontrakmu dalam waktu yang sudah ditentukan.
  5. Cara-cara yang akan anda gunakan untuk mencatat perilaku anda.
  6. Saksi mata, minimal satu orang, terutama jika mereka membantumu.
idealnya adalah kamu menggunakan reinforcers segera setelah kamu melakukan perilaku yang kamu inginkan.

  1. Evaluasi
            Akan ada hari yang baik dan buruk ketika melakukan self-impovement (perbaikan diri sendiri). Sering sekali orang-orang cenderung meremehkan peningkatan mereka dikarenakan tidak secepat yang mereka inginkan. Beberapa perubahan dalam perilaku terjadi secara berangsur-angsur dan memerlukan kesabaran yang besar. Ketika peningkatan mereka megecewakan, ada beberapa hal yang menjadi kesalahan. Yang paling sering dikarenakan kekurangan sasaran perilaku yang di tetapkan, kesalahan dalam catatan, atau gagal dalam menggunakan reinforcement dengan benar. Problem pertama biasanya terdiri dari target perilakunya terlalu biasa. Yang kedua adalah ketika melakukan renforcement. Tidak membuat reinforcement kontigan pada perilaku anda, yang pada dasarnya adalah kecurangan pada diri anda.
            Banyak orang yang sukses dalam upaya meningkatkan perubahan diri sering mencapain pada poin dimana mereka berhenti mengikuti program mereka. Beberapa bulan setelah menyelesaikan program self-modification, banyak siswa yang malu mengebai tidak lagi menyimpan catatan atau menggunakan renforcers. Tapi, mereka juga tidak terganggu oleh problem perilaku mereka.
            Ide yang bagus untuk menghapus program anda secara sengaja dan bertahap. Daripada tiba-tiba berhenti dari catatan atau renforcers anda, anda seharusnya beralih dengan cara mengurangi sedikit demi sedikit reinfocementnya.
            Sukses dalam mencapai kontrol diri yang baik adalah persoalan yang relatif. Mereka yang sudah mencapai tujuan mereka cenderung untuk mendukung lebih baru, lebih ambisus. Namun, individu yang belum sukses bisa belajar dari kesalahannya.

             Dari beberapa perlakuan atau treatmen kontrol diri untuk mencapai kesehatan psiklogis yang baik tersebut, diharapkan dapat mengurangi tingkat ganguan-gangguan pada kesehatan mental individu atau seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar