Kali ini saya akan berceritra tentang “Keharmonisan Rumah Tangga PASUTRI
(Pasangan Suami dan Istri) sebagai bagian dari tugas mata kuliah Kesehatan
Mental.
Terwujudnya
keharmonisan rumah tangga adalah dambaan setiap pasangan suami-istri, namun
tidak semua pasangan suami istri bisa menerapkan keharmonisan dalam rumah
tangganya. Untuk melatih kemampuan wawancara, saya mewancarai pasangan suami
istri yang usia pernikahan mereka sudah 24 tahun, dikaruniai tiga orang anak.
Anak pertama, kedua adalah laki-laki dan anak bungsu mereka perempuan. Dari
hasil wawancara tersebut saya mendeskripsikan bahwa keharmonisan pasangan suami
istri ini punya alasan yang berbeda dari pasangan lain. Ketika mereka telah
memilki komitmen untuk menjadi seorang pasangan suami istri melalui pernikahan,
lalu kemudian mereka hidup bersama menjadi keluarga yang menjalani kehidupan
sederhana dengan tujuan yang sama yaitu membahagiakan keluarganya. Ternyata ada
beberapa hal yang mereka terapkan untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga
mereka dia antaranya :
Saling menghargai, menurut pasangan ini menghormati
adalah salah satu cara kita member posisi tertinggi setelah Tuhan dan orang tua
di hati kita. Menghormati keberadaan suami atau istri yang mendampingi kita
akan merasa dihargai. Tidak peduli apakah anda lwbih tua atau muda dari
pasangan anda, yang penting perilaku saling menghormati terus dijaga. Misalnya dengan menjaga nama baik
pasangan adalah salah satu sikapmenhormati.
Saling pengertian, pada saat memutuskan untuk menjalani nsebuah
rmah tangga tentunya mereka telah sanggup untuk menerima segala kekurangan atau
kelebihan masing-masing. Jika tidaka ada saling pengertian maka konflik salam
rumah tangga sering terjadi. Cara mereka untuk salaung perhatian adalah misalnya menutupi kekurangan pasangan
masing-masing dengan kelebihan yang dimiliki atau misalnya juga pada saat pasangan kita menerima ujian hidup dalam
kondisi yang tidak menyenangkan sekalipun kita tetap berusaha untuk mengerti.
Komunikasi yang lancar. Dengan komunikasi mereka jadi bisa
mengetahui kondisi atau susasana hati pasangannya. Komunikasi secara terbuka
tanpa ada unsur kecurigaan atau kerahasiaan dalam rumah tangga akan membuat
pasangan menjadi lebih percaya apabila
dilakukan dengan jujur. Sehingga mengurangi adanya kemungkinan konflik. Misalnya, mereka tidak merasa ragu
apabila mengungkapkan suasana hati, seputar anak, atau tujuan bersama karna
menurut mereka pasangan adalah orang terdekat saat mereka memutuskan untuk berumah tangga.
Menciptakan suasana romantis, meskipun menurut mereka sangat susah
sekali menciptakan suasana romantis dalam rumah tangga, tetapi hal itu bisa
diatur atau diciptakan melalui keceriaan bersama keluarga, jauh dari rasa
stress, humoris dalam rumah. Misalnya saja
hal kecil yang dapat menyenagkan pasangan itu bisa jadi suasana romantis. Membengunkan
pasangan dari tidur, membuatkan
secangkir the atau kopi, menyiapkan makan, member pujian kepada pasangan.
Saling mendoakan, sebagai seorang muslim tentunya
menurut mereka mendo’akan pasangan itu perlu untuk menjaga keharmonisan dalam
rumah tangga, mereka yakin Tuhan adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Mendo’akan pasangan agar slalu diberikan
yang terbaik dalam menjalani bahtera kehidupan bersama pasangan dan anak-anak. Misalnya, menyelipkan do’a untuk
pasangan setelah sholat. Itu membuktikan rasa saying mereka terhadap pasangan.
Pasangan
suami istri ini menganggap bahwa kesetian adalah sebuah komitmen, dimana mereka
memiliki tanggung jawab yang penuh untuk menjalani kehidupan sehingga tercipta
keharmonisan dalam rumah tangga. Apabila tidak dijalani dengan baik maka tidak
bisa mendapatkan makna atau arti dari kebahagian bersama.
Narasumber : PASUTRI (Pasangan Suami dan Istri)
Pewawancara : Febbry Rahmat Dwicahyo 12512844
Kelas 2PA03, Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar