Selasa, 29 April 2014

Tugas Kesehatan Mental (tugas ke-2)



NAMA : FEBBRYRAHMAT DWICAHYO
KELAS : 2PA03
NPM : 12512844







Contoh Kasus dalam kaitannya dengan teori kebutuhan Abraham Maslow

            Maslow berpendapat bahwa kelima kategori kebutuhan membentuk suatu hirarki. Seorang individu pertama-tama akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, kebutuhan ini berhenti berfungsi sebagai faktor penggerak motivasi yang utama dan sang individu bergerak “menaiki” tangga hirarki dan mulai mencoba memenuhi kebutuhan  akan keamanan. Proses ini berlanjut terus sampai orang tersebut mencapai level aktualisasi diri.

            Konsep Maslow mengenai hirarki kebutuhan memiliki logika intuitif yang pasti dan diterima banyak manajer. Tetapi riset menemukan bahwa 5 level kebutuhan Maslow tidak selalu ada dan urutan level tidak selalu sama dengan apa yang diterapkan oleh Maslow. Selain itu individu dari kultur berbeda cenderung memiliki kategori dan hirarki kebutuhan yang berbeda.
            Akibat kecaman dari berbagai pihak, muncul hirarki kebutuhan alternatif yang dinamakan ERG atas motivasi. ERG itu sendiri singkatan dari Existence needs, Relatedness needs, Growth Needs yang dikemukakan oleh pakar sumber daya manusia yaitu Clayton Alderfer. Teori ini mengubah hirarki kebutuhan yang dikembangkan oleh Maslow menjadi 3 level.
Kebutuhan eksistensi (E) yang berkaitan dengan kebutuhan fisiologis dan keamanan. Kebutuhan hubungan (R) yang berfokus pada bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Dalam hirarki Maslow kebutuhan ini mencakup kebutuhan diterima orang lain dan pengakuan dari orang lain. Kebutuhan pertumbuhan (G) yang merupakan level tertinggi dalam skema ERG meliputi kebutuhan penghargaan diri dan aktualisasi diri.
            Meskipun teori ERG mengasumsikan bahwa perilaku yang termotivasi mengikuti hirarki yang agak serupa dengan Maslow, terdapat 2 perbedaan penting. Pertama, teori ERG menyatakan lebih dari satu level kebutuhan bisa menggerakkan motivasi pada saat yang bersamaan. Contoh, teori ERG menyatakan individu bisa termotivasi oleh keinginan akan uang (eksistensi), pertemanan (hubungan), dan peluang meraih kesuksesan (pertumbuhan) pada saat yang bersamaan.
Kedua, teori ERG memiliki elemen frustasi-regresi. Jika kebutuhan tertentu tidak terpenuhi, individu akan menjadi frustasi, mundur ke level yang lebih rendah dan mulai mengejar kebutuhan tersebut sekali lagi.

Contoh kasus :
Seorang pekerja yang termotivasi oleh uang (eksistensi) baru saja mendapat kenaikan gaji memadai untuk memenuhi kebutuhan eksistensi. Kemudian dia berupaya membina lebih banyak pertemanan untuk memenuhi kebutuhan hubungan. Karena sejumlah alasan, dia merasa tidak mungkin membangun pertemanan/persahabatan lebih baik dengan orang lain di tempat kerja, dia akan frustasi dan mundur ke belakang serta berusaha menghasilkan lebih banyak uang.
Dari kedua teori di atas, masing-masing memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan teori Maslow, setiap individu akan dipicu dan termotivasi untuk selalu meningkatkan kualitas diri dan kualitas hidup agar bisa mencapai hirarki yang teratas. Walaupun mungkin agak memaksa diri. Sedangkan dalam teori Alderfer, lebih memberikan toleransi kepada individu bahwa masih ada kesempatan kedua untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan jika memang belum tercapai. Kita dipuaskan untuk menikmati tiap level hirarki kebutuhan itu semaksimal mungkin. Jadi sifatnya lebih fleksibel dibandingkan dengan teori motivasi Maslow


Tidak ada komentar:

Posting Komentar