ILMU
BUDAYA DASAR
OLEH
:
FEBBRY RAHMAT DWICAHYO
NPM/Kelas : 12512844/1PA02
FAKULTAS PSIKOLOGI
2012
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM
KESUSASTRAAN
Ilmu
budaya dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan mampu
memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji persoalan manusia dan kebudayaan.
Konsepsi
ilmu budaya dasar ditinjsu dari segi :
A. Pendekatan Kesusastraan
Pendekatan
Kesusastraan.IBD (Ilmu Budaya Dasar) berasal dari kata Basic Humanities, yaitu
berasal dari bahasa Inggris “The Humanisties”. Istilah ini berasal dari bahasa
latin Humanus yang artinya manusiawi, berbudaya, dan halus. Seni termasuk
sastra yang memegang peranan penting dalam The Humanities. Mengapa demikian?
Karena seni merupakan ekspresi dari nilai-nilai kemanusiaan, dan bukan
formulasi dari nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat
atau agama dibandingkan dengan cabang humanities yang lain seperti halnya ilmu
bahasa. Karya sastra adalah penjabaran abstraksi, sama halnya dengan ilmu
filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstraksi. Nilai-nilai
kemanusiaan yang disampaikan oleh normatif dan memegang peranan penting. Dan
oleh kerena seni itu adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih
mudah dalam berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikan lebih
fleksibel, baik isinya maupun cara penyampainnya. Mengenai sastra, disetiap
zaman sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama adalah karena
sastra menggunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai fungsi untuk
menampung hamper semua pernyataan kegiatan manusia. Manusia dan bahasa pada
hakikatnya adalah satu. Kenyataan inilah yang mempermudah sastra untuk
berkomunikasi.
B. Ilmu Budaya Dasar Yang
Dihubungkan Dengan Prosa.
Istilah
prosa biasanya kita kenal dengan fiksi dan tidak jarang sering diartikan
sebagai cerita rekaan atau rekayasa dan diartikan sebagai bentuk cerita atau
prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang
dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi juga sebagai cerita.
Di dalam kesusastraan bahasa
Indonesia kita mengenal ada dua macam prosa yaitu :
Prosa Lama dan Prosa Baru.
Prosa Lama dan Prosa Baru.
PROSA LAMA meliputi :
1. Dongeng : Cerita sederhana yang tidak benar terjadi.
2. Hikayat : Cerita pelipur lara yang sullit diterima oleh akal,
merupakan cerita rekaan namun memiliki pesan dan amanat bagi pembacanya.
3. Sejarah : Kejadian dimasa lampau yang benar-benar
terjadi atau riwayat asal-usul
keturunan.Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul keturunan.
4. Epos
5. Cerita Pelipur Lara
PROSA BARU
1. Cerita Pendek
Adalah bentuk prosa
naratif fiktif,cenderung padat dan langsung pada tujuannya,mengandalkan teknik
teknik sastra seperti tokoh,plot,tema bahasa dan insight.
2. Roman /Novel
Adalah karya fiksi
prosa yang tertulis dan naratif,biasanya berbentuk cerita.
3. Biografi
Adalah kisah atau
keterangan tentang kehidupan seseorang.
4. Kisah
Adalah satuan naratif
yang seringkali dibedakan dari cerita,seperti “Kisah Anaz dari Singapura ke
Kelantan”.
5. Otobiografi
Adalah biografi yang
ditulis oleh subyeknya (dikarang bersama dengan penulis lain disebutkan sebagai
“sebagaimana” atau “dengan”).
C. Nilai Yang Terkandung dalam
Prosa Fiksi
Sebagai
seni yang berpondasi pada cerita, jelas ada dan terdapat dalam karya sastranya
mengandung nilai-nilai moral, pesan, dan berbagai cerita.
Adapun
point-point yang dapat kita peroleh dari / melalui membaca prosa antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan rasa gembira
atau senang.
Keistimewaanya pembaca
dapat pengalaman seperti mengalami sendiri peristiwa tersebut.
2. Prosa fiksi memberikan suatu
informasi didalamnya.
Fiksi memberi informasi
sejenis yang tidak ada di ensiklopedia.
3. Prosa fiksi mmemberikan warisan cultural
atau budaya.
Prosa fiksi mentimulasi
imaginasi,sarana bagi pemindahan,dan merupakan warisan budaya bangsa.
4. Prosa fiksi memberikan suatu
penyesuaian wawasan.
Dengan prosa fiksi seseorang
dapat menilai kehidupan dengan pengalamannya bersama individu lain.
Berkenaan
dengan moral, karya sastra dibagi mmenjadi dua
yaitu :
1. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya, mengajak pembaca mengikuti yang dikehendaki zamannya.
1. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya, mengajak pembaca mengikuti yang dikehendaki zamannya.
2.
Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, mengajak pembaca untuk merenung
dan berfikir.
D.
Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan dengan Puisi
Puisi adalah sesuatu yang kita kenal
dengan rangkaian kata-kata indah yang penuh dan kaya akan makna didalamnya.
Terlebih lagi jika kita meresapi dalam membacanya. Puisi juga termasuk seni
sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari keseniaan dan keseniaan itu
sendiri merupakan bagian dari kebudayaan. Seperti itulah dapat digambarkan
bahwa budaya memiliki sistem yang saling berkaitan. Seperti yang disampaikan di
atas, jika kita mengkaji bahwa puisi merupakan suatu rangkaian kata-kata yang
membentuk beberapa kalimat yang penuh dengan makna hidup, alam, bahkan ke
Tuhanan yang di ekspresikan oleh sang penyair (orang yang membuat atau membaca
puisi) dalam bentuk tulisan maupun ekspresi dari puisi yang disampaikan atau
dibacakan. Atau dengan kata lain Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair
mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa
artistik/estetik yang padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Kepuitisan,
keartistikan/keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan mengunakan :
1.
Figura bahasa gaya personifikasi,metafora,perbandingan alegori,sehingga puisi
menarik.
2. Kata-kata yang ambiquitas,yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3. Kata yang berisi suasana, perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup.
4. Kata berkonotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi nilai-nilai,rasa,dan asosiasi tertentu.
2. Kata-kata yang ambiquitas,yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3. Kata yang berisi suasana, perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup.
4. Kata berkonotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi nilai-nilai,rasa,dan asosiasi tertentu.
Secara
imajinatif puisi menafsirkan situasi dasar manusia sosial berupa :
1. Penderitaan atas ketidakadilan.
2. Perjuangan untuk kekuasaan.
3. Konflik dengan sesamanya.
4. Pemberontakan kepada hukumTuhan.
1. Penderitaan atas ketidakadilan.
2. Perjuangan untuk kekuasaan.
3. Konflik dengan sesamanya.
4. Pemberontakan kepada hukumTuhan.
Didalam Ilmu Budaya Dasar kita
menemukan penyajian puisi, adapun yang mendasarinya yaitu:
1. Adanya hubungan didalam pembuatan
puisi dengan hidup manusia
2. Asanya suatu rasa insyaf atau sebuah kesadaran seseorang dari suatu
kejadian.
3. Puisi dan keinsyafan sosial.
Kesimpulan :
Ilmu Budaya Dasar tidak hanya mencakup hal kebudayaan saja, tetapi dalam kebudayaan kesusastraan juga termasuk dalam kebudayaan indonesia. Karena Indonesia mempunyai banyak propinsi sehingga bahasa yang mereka gunakan beragam, disetiap daerahnya
Contoh : Bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa madura, bahasa banjar dan masih banyak yang lainnya.
Ilmu Budaya Dasar tidak hanya mencakup hal kebudayaan saja, tetapi dalam kebudayaan kesusastraan juga termasuk dalam kebudayaan indonesia. Karena Indonesia mempunyai banyak propinsi sehingga bahasa yang mereka gunakan beragam, disetiap daerahnya
Contoh : Bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa madura, bahasa banjar dan masih banyak yang lainnya.
HUBUNGAN MANUSIA DAN CINTA KASIH
Manusia
adalah makhluk sosial, dan tidak dapat hidup sendiri. Artinya manusia tidak
bisa hidup tanpa adanya bantuan dari orang lan. Coba bayangkan jika anda
sebagai manusia hidup individualisme atau penyendiri.
Mungkin dunia ini akan
terasa membosankan dan memuakkan, terjadi banyak kericuhan akibat dari
individualisme karena mereka menganggap ini hidupnya sendiri dan tidak mau
mengalah satu sama lain karena menyangkut individu.
Beberapa
Definisi Manusia :
1. Manusia adalah makhluk utama,
berarti diantara semua makhluk natural maupun supranatural, manusia memiliki
jiwa bebas dan hakikat - hakikat yang mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas.
kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas
sebagai sumber utama yang bebas (alam), sejarah dan masyarakat sepenuhnya
bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan dan bertindak atas
rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan
pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan.
3. Manusia adalah makhluk yang
sadar. Kesadaran yang dimaksud berarti bahwa melalui daya refleksi yang
menakjubkan, manusia dapat memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap
rahasia yang tersembunyi dari penglihatan, dan mampu menganalisis masing-masing
realita dan peristiwa. Manusia tidak hanya tetap tinggal pada permukaan
serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yang ada di luar penginderaan
dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian manusia melewati batas
penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan
masa yang akan datang, ke dalam waktu yang tidak didatangkannya secara
objektif. Manusia mendapat pegangan yang benar, luas dan dalam atas
lingkungannya sendiri
4. Manusia adalah makhluk yang sadar
diri. Ini memiliki arti bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang
memiliki pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Manusia mampu mempelajari,
manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif.
Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari
alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki
kekuatan ajaib/semu /quasi/miracolous yang memberinya kemampuan untuk melewati
parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman
eksistensial yang tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk
menikmati apa yang belum diberikan alam.
6. Manusia adalah makhluk
idealis.ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yang ada dan dimilikinya,
tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yang seharusnya. Idealisme adalah
faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan
kesempatan untuk puas di dalam realita yang ada. Kekuatan inilah yang selalu
memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan
mencipta dalam alam jasmaniah dan rohaniah.
7.
Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting tentang
nilai. Nilai terdiri dari ikatan yang ada antara manusia dan setiap gejala,
perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yang lebih tinggi daripada motif
manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia
dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan
atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
8.
Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya
sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yang bersifat
istimewa dan mulia. Manusia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yang
independen, mempunyai kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam
menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu
keterlibatan dan tanggung jawab yang tidak akan punya arti kalau tidak
dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
Terdapat
beberapa penggolongan pada manusia yang dapat membedakan manusia satu dengan
yang lainnya. Seperti jenis kelamin (Laki-laki atau Perempuan), usia, agama,
sampai ciri-ciri fisiknya.
Cinta
Kasih
Cinta
Kasih adalah perasaan yang terdapat pada manusia yang meliputi rasa senang,
sayang, suka, ataupun belas kasihan terhadap seseorang. Setiap manusia pasti
memiliki rasa cinta kasih, karena memang sudah takdirnya dan merupakan kodrat
manusia untuk saling menyayangi. Dan atas dasar itu, manusia dapat
mempertahankan keturunannya.
Cinta sama
sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat penting khususnya bagi remaja
yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak. Perbedaan antara cinta dan
nafsu adalah :
·
Cinta bersifat manusiawi, hanya kepada manusialah Cinta timbul dan berkembang,
sedangkan pada binatang terbatas pada naluri untuk melindungi.
·
Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan nafsu sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat
memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang
menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan. Sedangkan nafsu cenderung memuaskan
dorongan seks semata.
·
Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich
Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama member bukan menerima.
Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
·
Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.
·
Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, oleh
karena itu tanggung jawab merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik.
·
Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi
orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana
adanya.
·
Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Pengertian tentang cinta juga
diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga
Cinta, bukan cinta segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur
yaitu keterikatan, keintiman, kemesraan.
· Keterikatan yaitu adanya perasaan
untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
· Keintiman yaitu adanya
kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak
lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau
sebutan lain seperti lain seperti sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir,
tidak saling menyimpan rahasia, dst.
· Kemesraan yaitu rasa ingin
membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu,
ucapan-ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.
Cinta
tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan
Allah. Cinta tingkat menengahh adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara,
istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cint yang lebih
mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.
Cinta
memiliki bermacam-macam golongan seperti cinta kepada diri sendiri, cinta
kepada sesama, cinta seksual, cinta kepada rasul, cinta kepada Allah, dll.
Contoh
kasus :
Secara psikologis, di zaman yang
semakin modern ini peradaban manusia kurang memperhatikan hal-hal yang
memudarkan nilai-nilai etika, moral, atau cara pandang, agama dan lain
sebagainya. dalam menjalin hubungan yakni cinta (cinta kepada kekasih). Sering
kali kita jumpai bahwa saat ini gaya menjalin suatu cinta, kasih sayang,
diungkapkan dengan berbagai ekspresi negatif atau positif. Misalkan gaya
berpacaran di zaman sekarang terkesan bebas dan lebih berani dalam hal-hal yang
negatif. Sangat dimungkinkan bahwa indikasi-indikasi tersebut disebabkan oleh
adanya factor-faktor tertentu yang ada dalam benak seseorang yang merasakan cinta
dan kasih sayang. Nafsu menjadi salah satu faktor yang memicu kea rah negatif.
Emosi memuncak, dan mengungkapkan rasa cinta yang berlebihan kepada kekasih
bukanlah hal yang dianggap wajar, Karena kita sebagai manusia yang diwariskan
Tuhan untuk mencintai kekasih dengan tidak berlebih-lebihan apalagi sampai
melanggar etika, moral bahkan cara pandang agama.
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Manusia
memiliki dua sisi yaitu sisi bahagia dan sisi penderitaan. Ada suatu kala
manusia merasakan sebuah kebahagiaan dan biasanya kebahagiaan itu datang dengan
sendirinya. Kehidupan memang tak lengkap jika hanya ada kebahagiaan, karena
jika hanya ada sebuah kebahagiaan di dalam sebuah kehidupan maka manusia yang
hidup di dunia ini tidak akan pernah bersyukur kepada Allah SWT yang telah
menciptakannya. Hal yang sering terjadi manusia yang merasa kebahagiaan didalam
hidupnya sering lupa kepada yang telah menciptakannya, oleh karena itulah Allah
SWT maha adil. Maka dari itu, salah manusia jika hanya menginginkan kebahagiaan
semata. Karena disamping terdapatnya kebahagiaan di dunia didalam kehidupan
juga terdapat rasa yang memiliki arti berlawanan dengan arti kebahagiaan. Arti
yang berlawanan itulah yang biasa kita sebut dengan penderitaan.
Tidak semua
manusia hidup di dunia merasakan kebahagiaan, disamping kebahagiaan terdapat
sekelompok orang yang sedang merasakan penderitaan. Penderitaan dan kebahagiaan
memiliki keterikatan. Maksud dari keterikatan adalah manusia yang terlena oleh
suatu kebahagiaan di akhir maka dia akan merasakan sebuah pendeitaan dan begitu
juga sebaliknya manusia yang sedang mengalami penderitaan apabila dia berusaha
untuk memperbaiki keadaannya dan memiliki sikap bersyukur dalam keadaan apapun
maka suatu saat nanti akan mendapatkan sebuah kebahagiaan suatu saat
nanti.semua orang pasti pernah mengalami sebuah penderitaan, entah itu
penderitaan fisik, penderitaan batin, penderitaan materi atau apapun itu.tetapi
sikap setiap orang untuk menghadapi sebuah penderitaan berbeda-beda. Ada yang
bersikap pasrah dan tidak menerima keadaan itu tetapi ada juga yang bersikap
menerima dan berusaha untuk memperbaiki keadaan yang ada agar penderitaan itu
berakhir. Sikap itu lah yang membedakan taraf kesabaran manusia. Mungkin banyak
orang yang merasa mereka lebih banyak mendapatkan penderitaan dibandingkan
dengan kebahagiaan, tapi itulah siklus kehidupan. Tentu kita menginginkan nasib
yang baik agar mendapatkan kebahagiaan tetapi semua itu tergantung dari sikap
kita apakah kita akan berusaha atau tidak untuk mendapatkan kebahagiaan itu
karena semua itu ditentukan oleh yang Maha Kuasa.
Karena ada
penderitaan itu juga sebenarnya Allah menginginkan kita untuk mengintrospeksi
diri kita, apa yang harus kita perbaiki, jangan pernah menyesali yang ada. karena
roda kehidupan memang berputar, ada kalanya dibawah, nah saat di bawah ini
itulah penderitaan, itu tanda sayang Allah kepada kita makanya Allah memberikan
kita cobaan. Jangan pernah merasa iri dengan yang merasakan kebahagiaan karna
mereka juga pasti akan merasa menderita.
Jalani hidup
ini apa adanya, karena Allah juga tidak menyukai orang yang suka menyalahkan
dirinya sendiri. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan.penyebab penderitaan
itu bermacam-macam. Ia datang kepada kita dalam bentuk sakit, gagal dalam
usaha, diperlakukan secara tidak adil, mengalami duka cita karena kematian
orang yang kita sakiti, musibah seperti bencana alam. Apapun penyebabnya
penderitaan selalu ada. Orang mati pun mungkin menderita akibat dosa yang
ditanggungnya. Penderitaan perlu dihadapi dan direnungkan. Ini mengandaikan
bahwa ada makna positif yang bisa kita petik dari pengalaman
penderitaan.penderitaan ada manfaatnya ini mendekatkan kita kepada Allah. Fakta
mengatakan bahwa manusia tidak pernah sendirian dalam menghadapi penderitaan,
dalam berita manusia kembali menjadi satu. Penderitaan membuat
perbedaan-perbedaan pendapat, konflik, dan perpecahan mencair dengan
sendirinya. Penderitaan emang menyakitkan dan menimbulkan luka tetapi selalu
saja ada teman dan sahabat yang ikut berbela rasa dengan kira memikul duka cita
itu. Kita harus menghadapi penderitaan dengan percaya bahwa penderitaan itu
bersifat sementara saja, penderitaan ternyata membangkitkan pengharapan.
Ada satu hal
yang menjadi pintu gerbang yang menjadi penentu keberhasilan seseorang. hal yang
dimaksud adalah mental. setiap jiwa manusia memiliki mental dan mental itulah
yang membuat bergeraknya perbuatan manusia. Kualitas seseorang akan semakin
berkualitas apabila orang tersebut memiliki mental yang baik tetapi akan
terjadi sebaliknya jika seseorang tidak memiliki mental yang baik maka orang
tersebut akan mengalami sebuah jalan hidup yang tidak menyenangkan bahkan dapat
memancing sebuah penderitaan. jadi mental merupakan hal yang sangat berpengaruh
dalam jalannya hidup kita. Hal yang paling berbahaya adalah apabila kita sudah
mengalami kekalahan mental. Kekalahan mental dapat terjadi apabila kita tidak
mampu menerima suatu keadaan yang sedang terjadi didalam diri kita. Kekalahan
mental yang terjadi didalam diri seseorang maka orang tersebut tidak akan dapat
menyelesaikan seluruh masalah yang sedang dihadapinya dan orang tersebut dapat
menjadi menderita dengan hidupnya. Oleh sebab itulah mental sangat berperan
penting dalam kehidupan seseorang.
Setiap manusia
pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah
bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada
manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan rnenghindari.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, kita harus berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, kita harus berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar