ILMU
BUDAYA DASAR
OLEH
:
FEBBRY RAHMAT DWICAHYO
NPM/Kelas : 12512844/1PA02
FAKULTAS PSIKOLOGI
2012
Tugas 1.A
MENYIKAPI
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini, manusia tentunya tidak akan
terlepas dari kebudayaan yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Budaya
merupakan suatu objek yang dapat dikembangkan oleh manusia. Indonesia adalah
salah satu Negara di dunia yang memiliki ragam kebudayaan, dimana ragam budaya
tersebut memiliki karakteristik tertentu. Dengan banyaknya suku-suku, adat
istiadat dan kebiasaan masyarakatnya yang berbeda, dan terikat oleh suatu
bangsa yakni bangsa Indonesia.
Budaya adalah pola hidup yang
menyeluruh yang diwariskan kepada generasi yang penerus. Berkembangnya
kebudayaan-kebudayaan saat ini, memungkinkan kita untuk dapat memilah mana saja
yang dapat kita ambil dan kita tinggalkan. Karena kebudayaan merupakan karakter
bangsa yang dapat dinilai dan dipandang penerapannya oleh bangsa-bangsa lain di
dunia. Adanya akulturasi budaya atau perpaduan antara satu kebudayaan dengan kebudayan lain menghasilkan kebudayaan
baru tanpa menghilangkan kebudayaan lama yang berdampak pada sisi positif dan
negatif di masyarakat. Banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia saat ini juga memberikan dampak yang segnifikan dalam
proses penyerapan budaya.
Semua kalangan Negara di dunia ingin
memperkenalkan budayanya kepada Negara-negara lain. Terleps dari semua itu,
justru budaya yang diperkenalkan oleh Negara-negara asing sangat berpengaruh
pada masyarakat Indonesia yang dalam rentan waktu yang lama akan terbiasa
dengan kebudayaan asing. Gaya hidup yang tergolong dalam konsumerisme atau
westernisasi. Dimana semua kebutuhan primer, sekunder, dan tersier menjadi
suatu kebudayaan yang telah tercemar oleh budaya luar atau asing. Banyak diantara kita yang tidak menyadari bahwa secara
perlahan kekayaan budaya yang kita miliki akan punah karena adanya kebudayaan-kebudayaan
asing.
Sebagai manusia yang inovatif, kita
dituntut untuk mengembangkan dan menggali potensi ragam kekayaan budaya yang
kita miliki dengan sebaik-baiknya tanpa merusak budaya yang ada. Menyikapi
perkembangan kebudayaan saat ini kita harus bersikap selektif dalam
berbudaya. Cintailah budaya kita, jangan biarkan budaya kita di akui oleh bangsa
lain.
Tugas 1.B
MENJAGA
DAN MELESTARIKAN KEBUDAYAAN KITA
Dengan adanya era
globalisasi yang semakin maju dan berkembang, tentunya membuat segala aspek
kehidupan generasi muda yang lebih berfikir modern saat ini. Terkadang kita
lupa akan berharganya suatu warisan kebudayaan yang kita miliki. Generasi muda
sekarang telah beranggapan bahwa kesenian, budaya daerah adalah sesuatu yang dianggap
kuno dan ketinggalan jaman. Betapa ruginya kita apabila membiarkan budaya kita
tercemar dan sirna termakan oleh waktu karena generasi muda penerus bangsa saat
ini tidak bisa menjga dan melestarikan budayanya sendiri. Kini sudah saatnya
kita bergotong-royong untuk menjaga dan melestarikan budaya bangsa Indonesia.
Perlu
untuk kita ketahui bersama bahwa dasar budaya daerah merupakan cikal bakal
kebudayaan nasional yang kita miliki saat ini. Jika kita melihat apabila
kebudayaan daerah dapat dijaga dan dilestarikan keberadaannya maka kebudayaan
nasional juga akan dapat terjaga. Mengapa demikian? Karena agar generasi muda
penerus bangsa dapat menikmati warisan kebudayaannya. Akhir-akhir ini
kebudayaan kita sering diakui oleh Negara lain. Ini terjadi karena kita kurang
peduli terhadap pentingnya melestarikan dan menjaga budaya asli dari warisan
nenek moyang kita.
Banyaknya
kebudayaan yang berkembang di dalam masyarakat, akan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan
baru hasil dari pemikiran-pemikiran dan pandangan manusia. Kita sebagai warga
Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan memilki peran penting
dalam melestarikan budaya. Tidak hanya generasi muda yang ditekankan untuk
menjadi tokoh utama dalam pengembangan budaya. Tentunya juga dibutuhkan bantuan
dari orang-orang yang berkecimpung dalam pengembangan dan pelestarian budaya,
seperti pemerintah yang dalam hal ini memberikan pencerahan tentang tata cara
dan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi langsung meningkatkan
nasionalisme kebudayaan.
Menjaga
dan melestarikan kebudayaan adalah tugas bersama. Budaya Indonesia merupakan
cirri khas Indonesia dengan berbagai keanekaragaman seperti adat istiadat,
tari-tarian, kesenian dan masih banyak lagi. Kini sudah saatnya kita berperan
serta dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia.
Tugas 2
Peran
Orang Tua dan Lembaga Pendidikan dalam Mengatasi Perilaku Siswa
Dewasa
ini dunia pendidikan di republik Indonesia sangat mencemaskan, dengan maraknya perilaku
moral siswa yang semakin terpuruk di masyarakat. Seperti yang kita ketahui
bersama, di Indonesia sudah tidak asing lagi
berita tentang pelajar atau mahasiswa yang terlibat dalam perilaku anarkis dan
melanggar aturan. Seperti tawuran pelajar atau mahasiswa yang sering kita lihat
di media massa. Inilah fenomena yang terjadi
di masyarakat kita. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di
tengah-tengah masyarakat. Para pelajar atau mahasiswa sudah tidak merasa bahwa
perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.
Sebagai pelajar, seharusnya tidak
melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu. Jika kita melihat lebih
dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa
yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Oleh karena itu, untuk
meminimalisir hal-hal tersebut diperlukan peran orang tua dan lembaga
pendidikan sebagai media kontrol sosial untuk mendidik, membimbing dan membentuk
kepribadian yang unggul dalam budi pekerti dan moral bangsa.
Orang
tua mendidik anaknya tentang prinsip hidup, bagaimana anak seharusnya hidup,
bagaimana anak berinteraksi kepada Penciptanya, berinteraksi kepada sesama
manusia dan alam. Seperti yang dikemukakan oleh para filosof, orang tua
mengajarkan tentang semua kebenaran kepada putra-putrinya. Peran orang tua
sangat besar dalam mendidik anaknya dan merupakan hal yang alami. Bahkan sampai
menginjak dewasa, orang tua masih terus mendidik anaknya agar menjadi anak yang
mandiri dan matang, dan dapat menjalani hidupnya sendiri. Selain itu, orang tua
memberikan nilai-nilai etis apa yang baik dan yang tidak baik bagi masyarakat.
Berbagai metode yang
dapat digunakan orang tua
kepada anaknya diwujudkan dalam suatu cara-cara orang tua
mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang disebut sebagai pola
asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang paling baik menurut
mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang terbaik maka hendaklah
orang tua mempersiapkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan pola
asuh yang tepat dalam mendidik anaknya agar tidak terjerumus pada perilaku yang
melanggar aturan. Namun tidak semua orang tua berhasil dalam mendidik anakanya
dikarenakan lemahnya peranan orang tua. Orang tua
seharusnya memahami bahwa merekalah sebagai penanggung jawab utama dalam
pendidikan putra-putrinya. Dan secara umum, berhasil tidaknya pendidikan
seorang anak biasanya dihubungkan dengan perkembangan pribadi orang tuanya dan
baik tidaknya hubungan, komunikasi dan sosialisasi dalam keluarga.
Disisi
lain juga ada pandangan umum bahwa apabila anak mereka sudah menginjak remaja,
orang tua tidak perlu mengawasi terlalu dalam tentang pendidikan
putra-putrinya, semua diserahkan kepada lembaga pendidikan. Kecenderungan ini
dapat dilihat apabila ada pertemuan orang tua, seminar oang tua, maupun
performance anak-anak, orang tua yang anaknya masih kecil biasanya lebih
menyempatkan waktu untuk hadir, daripada mereka yang mempunyai anak remaja.
Pandangan yang salah ini harus segera dibenahi karena akan membawa dampak yang
sangat negatif kepada pandangan anak. Untuk dapat menjalankan
fungsi tersebut secara maksimal, orang tua harus memiliki kualitas diri yang
memadai, sehingga anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Artinya
orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam
membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang
tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang
perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola
pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak yang sesuai denga tujuan
pendidikan itu sendiri untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab dalam
bermasayrakat.
Terlepas
dari peran orang tua sebagai media kontrol sosial bagi anak-anaknya, juga dibutuhkan
peran lembaga pendidikan sebagai pendidik dalam membentuk karakter siswa atau
pelajar. Melalui lembaga pendidikan yang
secara
optimal berkolaborasi dari pihak orang tua dan pengajar atau pendidik, sehingga
tercipta harmoni yang sempurna antara sosialisasi keluarga dan sarana lembaga
pendidikan seperti sekolah atau kampus tempat menimba ilmu pengetahuan dan
pembentukan keperibadian. Ini merupakan suatu proses yang dapat membantu siswa
atau pelajar untuk mengenal diri mereka
sendiri dan komunitas di mana mereka berada. Hal ini memampukan mereka untuk
dapat membuat keputusan yang bebas tetapi bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi
dan profesionalnya. Pemerintah menentukan kebijakan-kebijakan dalam lembaga
pendidikan. Pemerintah menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa atau
pelajar dan menentukan siapa yang mendidik mereka. Jadi peran orang tua dan
lembaga pendidikan sangat diperlukan.
Contoh
kasus perilaku siswa atau pelajar yang semakin anarkis adalah kasus tawuran
yang terjadi antar siswa sekolah menengah atas di Jakarta yang merenggut
korban, hal ini tentunya sangat meresahkan dunia pendidikan dan masyarakat. Dimana
siswa atau pelajar yang seharusnya mempunyai tugas untuk belajar dengan baik
justru terjerumus ke dalam perilaku menyimpang.
Menurut
saya, masyarakat juga harus perduli dengan kasus tawuran yang terjadi
dikalangan siswa atau pelajar saat ini. Sebab hal ini akan berdampak pada
kemajuan kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia. Saran saya adalah, supaya
pendidikan menjadi lengkap dan efektif, sistim pendidikan seharusnya tidak
hanya mengembangkan aspek intelektual dan fisikal tetapi juga harus mengajarkan
nilai-nilai spiritual, moral dan sosial. Selain itu juga dituntut sebuah kesadaran
dan peran orang tua dan masyarakat untuk memperjuangkan pendidikan yang baik,
diperlukan banyak pemikiran bagaimana pendidikan yang menghasilkan anak didik
yang mempunyai karakter taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar