Kamis, 10 Januari 2013

Tugas Ilmu Budaya Dasar 1


ILMU BUDAYA DASAR



OLEH :
FEBBRY RAHMAT DWICAHYO
NPM/Kelas : 12512844/1PA02
FAKULTAS PSIKOLOGI
2012



Tugas 1.A
MENYIKAPI PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN

            Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini, manusia tentunya tidak akan terlepas dari kebudayaan yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Budaya merupakan suatu objek yang dapat dikembangkan oleh manusia. Indonesia adalah salah satu Negara di dunia yang memiliki ragam kebudayaan, dimana ragam budaya tersebut memiliki karakteristik tertentu. Dengan banyaknya suku-suku, adat istiadat dan kebiasaan masyarakatnya yang berbeda, dan terikat oleh suatu bangsa yakni bangsa Indonesia.
            Budaya adalah pola hidup yang menyeluruh yang diwariskan kepada generasi yang penerus. Berkembangnya kebudayaan-kebudayaan saat ini, memungkinkan kita untuk dapat memilah mana saja yang dapat kita ambil dan kita tinggalkan. Karena kebudayaan merupakan karakter bangsa yang dapat dinilai dan dipandang penerapannya oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Adanya akulturasi budaya atau perpaduan antara satu kebudayaan  dengan kebudayan lain menghasilkan kebudayaan baru tanpa menghilangkan kebudayaan lama yang berdampak pada sisi positif dan negatif di masyarakat. Banyaknya budaya asing yang  masuk ke Indonesia saat ini  juga memberikan dampak yang segnifikan dalam proses penyerapan budaya.
            Semua kalangan Negara di dunia ingin memperkenalkan budayanya kepada Negara-negara lain. Terleps dari semua itu, justru budaya yang diperkenalkan oleh Negara-negara asing sangat berpengaruh pada masyarakat Indonesia yang dalam rentan waktu yang lama akan terbiasa dengan kebudayaan asing. Gaya hidup yang tergolong dalam konsumerisme atau westernisasi. Dimana semua kebutuhan primer, sekunder, dan tersier menjadi suatu kebudayaan yang telah tercemar oleh budaya luar atau asing. Banyak diantara  kita yang tidak menyadari bahwa secara perlahan kekayaan budaya yang kita miliki akan punah karena adanya kebudayaan-kebudayaan asing.
            Sebagai manusia yang inovatif, kita dituntut untuk mengembangkan dan menggali potensi ragam kekayaan budaya yang kita miliki dengan sebaik-baiknya tanpa merusak budaya yang ada. Menyikapi perkembangan kebudayaan  saat  ini kita harus bersikap selektif dalam berbudaya. Cintailah budaya kita, jangan biarkan budaya kita di akui oleh bangsa lain.



Tugas 1.B

MENJAGA DAN MELESTARIKAN KEBUDAYAAN KITA

                Dengan adanya era globalisasi yang semakin maju dan berkembang, tentunya membuat segala aspek kehidupan generasi muda yang lebih berfikir modern saat ini. Terkadang kita lupa akan berharganya suatu warisan kebudayaan yang kita miliki. Generasi muda sekarang telah beranggapan bahwa kesenian, budaya daerah adalah sesuatu yang dianggap kuno dan ketinggalan jaman. Betapa ruginya kita apabila membiarkan budaya kita tercemar dan sirna termakan oleh waktu karena generasi muda penerus bangsa saat ini tidak bisa menjga dan melestarikan budayanya sendiri. Kini sudah saatnya kita bergotong-royong untuk menjaga dan melestarikan budaya bangsa Indonesia.
Perlu untuk kita ketahui bersama bahwa dasar budaya daerah merupakan cikal bakal kebudayaan nasional yang kita miliki saat ini. Jika kita melihat apabila kebudayaan daerah dapat dijaga dan dilestarikan keberadaannya maka kebudayaan nasional juga akan dapat terjaga. Mengapa demikian? Karena agar generasi muda penerus bangsa dapat menikmati warisan kebudayaannya. Akhir-akhir ini kebudayaan kita sering diakui oleh Negara lain. Ini terjadi karena kita kurang peduli terhadap pentingnya melestarikan dan menjaga budaya asli dari warisan nenek moyang kita.
Banyaknya kebudayaan yang berkembang di dalam masyarakat, akan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan baru hasil dari pemikiran-pemikiran dan pandangan manusia. Kita sebagai warga Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan memilki peran penting dalam melestarikan budaya. Tidak hanya generasi muda yang ditekankan untuk menjadi tokoh utama dalam pengembangan budaya. Tentunya juga dibutuhkan bantuan dari orang-orang yang berkecimpung dalam pengembangan dan pelestarian budaya, seperti pemerintah yang dalam hal ini memberikan pencerahan tentang tata cara dan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi langsung meningkatkan nasionalisme kebudayaan.
Menjaga dan melestarikan kebudayaan adalah tugas bersama. Budaya Indonesia merupakan cirri khas Indonesia dengan berbagai keanekaragaman seperti adat istiadat, tari-tarian, kesenian dan masih banyak lagi. Kini sudah saatnya kita berperan serta dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia.

Tugas 2

          Peran Orang Tua dan Lembaga Pendidikan dalam Mengatasi Perilaku Siswa

Dewasa ini dunia pendidikan di republik Indonesia sangat mencemaskan, dengan maraknya perilaku moral siswa yang semakin terpuruk di masyarakat. Seperti yang kita ketahui bersama, di Indonesia sudah tidak asing lagi berita tentang pelajar atau mahasiswa yang terlibat dalam perilaku anarkis dan melanggar aturan. Seperti tawuran pelajar atau mahasiswa yang sering kita lihat di media massa. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Para pelajar atau mahasiswa sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat. Sebagai pelajar,  seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu. Jika kita melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Oleh karena itu, untuk meminimalisir hal-hal tersebut diperlukan peran orang tua dan lembaga pendidikan sebagai media kontrol sosial untuk mendidik, membimbing dan membentuk kepribadian yang unggul dalam budi pekerti dan moral bangsa.
Orang tua mendidik anaknya tentang prinsip hidup, bagaimana anak seharusnya hidup, bagaimana anak berinteraksi kepada Penciptanya, berinteraksi kepada sesama manusia dan alam. Seperti yang dikemukakan oleh para filosof, orang tua mengajarkan tentang semua kebenaran kepada putra-putrinya. Peran orang tua sangat besar dalam mendidik anaknya dan merupakan hal yang alami. Bahkan sampai menginjak dewasa, orang tua masih terus mendidik anaknya agar menjadi anak yang mandiri dan matang, dan dapat menjalani hidupnya sendiri. Selain itu, orang tua memberikan nilai-nilai etis apa yang baik dan yang tidak baik bagi masyarakat.
Berbagai metode  yang  dapat  digunakan orang tua kepada  anaknya  diwujudkan dalam suatu cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anaknya agar tidak terjerumus pada perilaku yang melanggar aturan. Namun tidak semua orang tua berhasil dalam mendidik anakanya dikarenakan lemahnya peranan orang tua. Orang tua seharusnya memahami bahwa merekalah sebagai penanggung jawab utama dalam pendidikan putra-putrinya. Dan secara umum, berhasil tidaknya pendidikan seorang anak biasanya dihubungkan dengan perkembangan pribadi orang tuanya dan baik tidaknya hubungan, komunikasi dan sosialisasi dalam keluarga.
Disisi lain juga ada pandangan umum bahwa apabila anak mereka sudah menginjak remaja, orang tua tidak perlu mengawasi terlalu dalam tentang pendidikan putra-putrinya, semua diserahkan kepada lembaga pendidikan. Kecenderungan ini dapat dilihat apabila ada pertemuan orang tua, seminar oang tua, maupun performance anak-anak, orang tua yang anaknya masih kecil biasanya lebih menyempatkan waktu untuk hadir, daripada mereka yang mempunyai anak remaja. Pandangan yang salah ini harus segera dibenahi karena akan membawa dampak yang sangat negatif kepada pandangan anak. Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal, orang tua harus memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Artinya orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak yang sesuai denga tujuan pendidikan itu sendiri untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab dalam bermasayrakat.
Terlepas dari peran orang tua sebagai media kontrol sosial bagi anak-anaknya, juga dibutuhkan peran lembaga pendidikan sebagai pendidik dalam membentuk karakter siswa atau pelajar. Melalui lembaga pendidikan  yang secara optimal berkolaborasi dari pihak orang tua dan pengajar atau pendidik, sehingga tercipta harmoni yang sempurna antara sosialisasi keluarga dan sarana lembaga pendidikan seperti sekolah atau kampus tempat menimba ilmu pengetahuan dan pembentukan keperibadian. Ini merupakan suatu proses yang dapat membantu siswa atau pelajar  untuk mengenal diri mereka sendiri dan komunitas di mana mereka berada. Hal ini memampukan mereka untuk dapat membuat keputusan yang bebas tetapi bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya. Pemerintah menentukan kebijakan-kebijakan dalam lembaga pendidikan. Pemerintah menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa atau pelajar dan menentukan siapa yang mendidik mereka. Jadi peran orang tua dan lembaga pendidikan sangat diperlukan.
Contoh kasus perilaku siswa atau pelajar yang semakin anarkis adalah kasus tawuran yang terjadi antar siswa sekolah menengah atas di Jakarta yang merenggut korban, hal ini tentunya sangat meresahkan dunia pendidikan dan masyarakat. Dimana siswa atau pelajar yang seharusnya mempunyai tugas untuk belajar dengan baik justru terjerumus ke dalam perilaku menyimpang.
Menurut saya, masyarakat juga harus perduli dengan kasus tawuran yang terjadi dikalangan siswa atau pelajar saat ini. Sebab hal ini akan berdampak pada kemajuan kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia. Saran saya adalah, supaya pendidikan menjadi lengkap dan efektif, sistim pendidikan seharusnya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual dan fisikal tetapi juga harus mengajarkan nilai-nilai spiritual, moral dan sosial. Selain itu juga dituntut sebuah kesadaran dan peran orang tua dan masyarakat untuk memperjuangkan pendidikan yang baik, diperlukan banyak pemikiran bagaimana pendidikan yang menghasilkan anak didik yang mempunyai karakter taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar