Kamis, 10 Januari 2013

Tugas Ilmu Budaya Dasar 3

ILMU BUDAYA DASAR

OLEH :
 FEBBRY RAHMAT DWICAHYO
 NPM/Kelas : 12512844/1PA02

FAKULTAS PSIKOLOGI
2012


Manusia dan Keadilan

A.    Pengertian Keadilan

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sbagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu manyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti ketidak adilan.
            Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
            Lain lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan pada pemerintah, sebab pemerintah adalah pemimpin pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
            Kong Hu Cu berpendapat lain : keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
            Menurut pendapat yang lebih umum di katakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menurut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh kekayaan yang sama dari kekayaan bersama.
            Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain.
           Sebagai contoh, seorang karyawan yang hanya menuntut hak kenaikan upah tanpa meningkatkan hasil kerjanya tentu cenderung disebut memeras. Sebaliknya pula, seorang majikan yang terus menerus menggunakan tenaga orang lain, tanpa memperhatikan kenaikan upah dan kesejahteraannya, maka perbuatan itu menjurus kepada sifat memperbudak orang atau pegawainya. Oleh kerena itu untuk memperoleh keadilan, midalnya, kita menuntut kenaikan upah: sudah tentu kita harus berusaha meningkatkan prestasi kerja kita. Apabila kita menjadi majikan, kita harus memikirkan keseimbangan kerja mereka dengan upah yang diterima.

B.     Keadilan Sosial
Berbicara tentang keadilan, anda tentu ingat akan dasar Negara kita ialah Pancasila. Sila kelima Pancasila, berbunyi ; “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
            Dalam dokumen lainnya Pancasila diusulkan oleh bung Karno adanya prinsip kesejahteraan sebagai salah satu dasar Negara. Selanjutnya prinsip itu dijelaskan sebagai prinsip “tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka”. Dari usul dan penjelasan itu nampak adanya pembaruan pengertian kesejahteraan dan keadilan.
            Bung Hatta dalam uraiannya mengenai sila “keadila sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” menulis sebgai berikut “keadilan sosial aadalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adail dan makmur.” Selanjutnya diuraikan bahwa para pemimpin Indonesia yang menyusun UUD 45 percaya bahwa cita-cita keadilan sosial dalam bidang ekonomi ialah dapat mencapai kemekmuran yang merata. Langkah-langkahmenuju kemakmuran yang merata diuraikan secara terperinci.
            Panitia ad-hoc majellis permusyawaratan rakyat sementara 1996 memberikan perumusan sebagai berikut : “sila keadilan sosial mengandung prinsip bahwa setiap orang di Indonesia akan mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hokum, politik, ekonomi dan kebudayaan”.
Dalam ketetapan MPR RI No.II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan pengamalan pancasila (ekaprasetia pancakarsa) dicantumkan ketentuan sebagai berikut : “Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia”.

Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1)      Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2)      Aikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3)      Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4)      Sikap suka bejerja keras
5)      Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama

Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain, melalui delapan jalur pemerataan, yaitu : 1) pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang, dan perumahan. 2) pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan. 3) pemerataan pembagian pendapatan. 4) pemerataan kesempatan kerja. 5) pemerataan kesempatan berusaha. 6) pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh  wilayah di tanah air. 8) pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Keadilan dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia kerena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan atau ketidakadilan setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan, menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi ketidakadilan , seperti drama, novel, musik dan lain-lain.


C.    Macam-macam Keadilan
Macam macam keadilan diantaranya Keadilan Legal atau Moral, Komutatif, Distributif, Kejujuran, Kecurangan, Pemulihan Nama Baik, Pembalasan dan lain-lain. Namun yang saya tuliskan sebagian saja yakni :

A)     Keadialn Legal atau Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun).
            Ketidak adilan akan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian.
Contohnya : seorang pengurus  di lembaga perikanan  mencampuri urusan kehutanan. Bila itu dilakukan akan menimbulkan kekacauan.

B)     Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally).
Contoh : Febbry telah bekerja selama 2 tahun dan Selvi 4 tahun. Bilamana atasan memberikan hadiah berupa uang bonus karena hasil kerja keduanya semakin baik maka Febbry menerima Rp.200.000,- dan Selvi menerima Rp.400.000,- disesuaikan dengan lamanya ia telah bekerja. Sehingga jika nilai pemberian sama maka  justru hal tersebut tidak adil.

C)    Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memlihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Contoh : Selvi adalah seorang yang berprofesi sebagai bidan. Dalam berhubungan dengan pasien ia sangat ramah dan terbuka kepada pasien-pasiennya. Sehingga salah seorang keluarga pasien menyukainya dan kemudian ada perasaan cinta. Jika bidan Selvi menanggapi perasaan yang sama kepada keluarga pasien tersebut maka ia akan melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri. Sedangkan keluarga pasien tersebut merusak rumah tangga bidan Selvi.



Referensi : Ilmu Budaya Dasar : Widyo Nugroho dan Achmad Muchji






Pandangan Hidup

Setiap manusia mampunya pandangan hidup. Pansangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
            Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasr ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup yang disebut pandangan hidup.
            Pandangan hidup dapat diklasifikasikan  berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a.       Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
b.      Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
c.       Pandangan hidup hasip renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.

Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu Negara, ideologinya disebut ideology Negara.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsure ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yagn baik yang membuat manusia menjadi makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur drngan kemampuan akal, kemampuan jasmani dan kepercayaan kepada Tuhan.
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan.
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
 Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional dan Ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik.
Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai atau aparat pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan (internalization), contohnya individualisme atau liberalisme. Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.







KEGELISAHAN

Contoh Kegelisahan Manusia dalam kehidupan sehari-hari yang dialami manusia pada tingkat umur tertentu. Seseorang yang telah beranjak dewasa setelah lulus dan mendapat gelar dari perguruan tinggi dilanda rasa cemas dan gelisah. Mengapa demikian? Pada umumnya setelah kita lulus kuliah tentunya kita ingin mewujudkan impian kita untuk menjadi seorang sarjana yang memiliki potensi untuk memperoleh kesejahteraan hidup khususnya di bidang pekerjaan. Tentunya mencari pekerjaan yang layak dan seseuai dengan asumsi kita bukanlah hal yang mudah, karena seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sumber daya manusia lebih dituntut untuk bersaing. Manusia mengalami kegelisahan kerena sulitnya memperoleh pekerjaan. Apalgi bagi yang memiliki kemampuan terbatas. Sehingga rasa gelisah terus dikontaminasi oleh keinginan yang belum tercapai.
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu.Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memegang kepalanya; duduk dengan wajah murung atau sayu; malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran, ataupu ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.

a.       Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentuatau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui dilemari pakaiannya ada tikus. Keterkejutan itu menimbulkan suatu efek yang melekat pada diri setiap orang yang beranggapan bahwa hewan tersebut sangat mencemaskan dirinya. Ataupun contoh lain yang banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya seorang wanita yang pernah di aniaya oleh teman prianya mengalami depresi atau gangguan mental sehingga menyebabkan trauma apabika ia melihat pria yang sebaya menghampiri atau mendekatinya.. Kecemasan akibat dari kenyataan yang oernah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah stress. Dan kecemasan sangat peka kita alami saat kita mulai beranjak dewasa. Misalnya ketika ayah kita member hukuman kepada kita dengan perlakuan kejam dan di luar batas kita akan merasa takut dan cemas. Kita beranggapan bahwa orang tua kita sangat kejam dalam mendidik. Adapun yang melampiaskan rasa amarahnya kepada orang lain karena tindakan ayahnya tadi yang sangat kejam.


b.      Kecemasan Neorotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dapat dibagi menjadi tiga macam, yakni :
1.      Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dati seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat akan terjadi.
Contoh : Febbry adalah seorang anak laki-laki berumur 17 tahun, ia baru saja lulus SMA tahun ini. Ia akan berencana akan melanjutkan studinya ke kota Jogjakarta bersama sahabat-sahabatnya. Ia ingin sekali bisa lulus ujian sileksi nasioanal masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) di Universitas Gajah Mada – Jogjakarta. Namun ketika pengumuman, ia tidak lulus masuk ke perguruan tinggi yang ia inginkan tersebut. Dan pada akhirnya ia dilanda kecemasan dan kegelisahan karena pupus sudah harapan yang ia mimpikan selama ini. Dan sebagai solusinya Febbry mau tidak mau harus memilih dimana saja ia akan melanjutkan studinya karena peguruan tinggi negeri telah menutup penerimaan mahasiswa baru. Dari berbagai perguruan tinggi negeri di pulau Jawa, akhirnya Ia diterima di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Terlepas akan itu ia merasa cemas karena tak pernah terfikirkan ia akan hidup mandiri dan belum terbiasa dengan keadaan lingkungan yang berbeda. Sehingga rasa cemasa dan gelisah tersebut menghantui bayangannya sendiri.

2.      Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional atau biasa dikenal dengan istilah “phobia”. Ciri-ciri dari penderita phobia adalah  bahwa intensitet kekuatan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutinya.
Misalnya seorang wanita remaja yang takut memegang benda yang berlendir dan licin. Ia taku memegang ikan, belut dan agar-agar karena berlendir. Ia tidak tahu mengapa dirinya takut terhadap benda-benda tersebut. Setelah adanya analisis dari seorang psikolog, ketika ia masih kecil ibunya selalu menakutinya dengan ikan lele, belut saat ikut berbelanja sayuran di pasar sehingga perasaan takut tersebut dikaitkan dengan masalalunya saat masih berusia anak-anak dan terbawa hingga dewasa sebagai ketakutan irrasional atau phobia.

3.      Rasa takut, gugup, gagap dan sebagainya.
Reaksi ini muncul secara tiba-tiba tanpa adanya provokasi yang jelas. Reaksi takut, gugup, atau gagap ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan diri dari kecemasan neuritis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan seseuatu yang dikhendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
Misalnya : Seseorang yang tidak biasa menyanyi atu berbicara di depan umum, sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau berpidato, maka ia gelisah, gemetar dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau menyanyi.




c.       Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan karean pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain: iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta,rasa kurang.
Rasa iri, dengki, benci, dendam mitu merupakan sebagaian dari pernyataan individusecara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami oleh orang lain.
            Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa.
Misalnya : seseorang yang merasa dirinya tidak pantas bergaul dengan teman-temannya Karena ia minder dengan kemiskinan yang ada pada dirinya. Sehingga ia lebih memilih untuk menjauhi teman-temannya. Dan ia selalu menganggap dirinya kurang dari teman-temannya sehingga dekmikian menimbulkan kecemasan emosi.





Tugas Ilmu Budaya Dasar 2


ILMU BUDAYA DASAR


OLEH :
FEBBRY RAHMAT DWICAHYO
NPM/Kelas : 12512844/1PA02
FAKULTAS PSIKOLOGI
2012


KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

Ilmu budaya dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji persoalan manusia dan kebudayaan.
Konsepsi ilmu budaya dasar ditinjsu  dari segi :

A. Pendekatan Kesusastraan
Pendekatan Kesusastraan.IBD (Ilmu Budaya Dasar) berasal dari kata Basic Humanities, yaitu berasal dari bahasa Inggris “The Humanisties”. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus yang artinya manusiawi, berbudaya, dan halus. Seni termasuk sastra yang memegang peranan penting dalam The Humanities. Mengapa demikian? Karena seni merupakan ekspresi dari nilai-nilai kemanusiaan, dan bukan formulasi dari nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama dibandingkan dengan cabang humanities yang lain seperti halnya ilmu bahasa. Karya sastra adalah penjabaran abstraksi, sama halnya dengan ilmu filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstraksi. Nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikan oleh normatif dan memegang peranan penting. Dan oleh kerena seni itu adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah dalam berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikan lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampainnya. Mengenai sastra, disetiap zaman sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama adalah karena sastra menggunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai fungsi untuk menampung hamper semua pernyataan kegiatan manusia. Manusia dan bahasa pada hakikatnya adalah satu. Kenyataan inilah yang mempermudah sastra untuk berkomunikasi.

B. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa.
Istilah prosa biasanya kita kenal dengan fiksi dan tidak jarang sering diartikan sebagai cerita rekaan atau rekayasa dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi juga sebagai cerita.
Di dalam kesusastraan bahasa Indonesia kita mengenal ada dua macam prosa yaitu :
Prosa Lama dan Prosa Baru.
PROSA LAMA meliputi :
1.      Dongeng         : Cerita sederhana yang tidak benar terjadi.
2.      Hikayat           : Cerita pelipur lara yang sullit diterima oleh akal, merupakan cerita rekaan namun memiliki pesan dan amanat bagi pembacanya.
3.      Sejarah            : Kejadian dimasa lampau yang benar-benar terjadi  atau riwayat asal-usul keturunan.Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul keturunan.
4.      Epos
5.      Cerita Pelipur Lara
PROSA BARU
1.      Cerita Pendek
Adalah bentuk prosa naratif fiktif,cenderung padat dan langsung pada tujuannya,mengandalkan teknik teknik sastra seperti tokoh,plot,tema bahasa dan insight.
2.      Roman /Novel
Adalah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif,biasanya berbentuk cerita.
3.      Biografi
Adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
4.      Kisah
Adalah satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita,seperti “Kisah Anaz dari Singapura ke Kelantan”.
5.      Otobiografi
Adalah biografi yang ditulis oleh subyeknya (dikarang bersama dengan penulis lain disebutkan sebagai “sebagaimana” atau “dengan”).


C. Nilai Yang Terkandung dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang berpondasi pada cerita, jelas ada dan terdapat dalam karya sastranya mengandung nilai-nilai moral, pesan, dan berbagai cerita.
Adapun point-point yang dapat kita peroleh dari / melalui membaca prosa antara lain :
1.      Prosa fiksi memberikan rasa gembira atau senang.
Keistimewaanya pembaca dapat pengalaman seperti mengalami sendiri peristiwa tersebut.
2.      Prosa fiksi memberikan suatu informasi didalamnya.
Fiksi memberi informasi sejenis yang tidak ada di ensiklopedia.
3.      Prosa fiksi mmemberikan warisan cultural atau budaya.
Prosa fiksi mentimulasi imaginasi,sarana bagi pemindahan,dan merupakan warisan budaya bangsa.
4.      Prosa fiksi memberikan suatu penyesuaian wawasan.
Dengan prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan dengan pengalamannya bersama individu lain.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dibagi mmenjadi dua  yaitu :
1. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya, mengajak pembaca mengikuti yang dikehendaki zamannya.
2. Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, mengajak pembaca untuk merenung dan berfikir.
D. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan dengan Puisi
Puisi adalah sesuatu yang kita kenal dengan rangkaian kata-kata indah yang penuh dan kaya akan makna didalamnya. Terlebih lagi jika kita meresapi dalam membacanya. Puisi juga termasuk seni sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari keseniaan dan keseniaan itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan. Seperti itulah dapat digambarkan bahwa budaya memiliki sistem yang saling berkaitan. Seperti yang disampaikan di atas, jika kita mengkaji bahwa puisi merupakan suatu rangkaian kata-kata yang membentuk beberapa kalimat yang penuh dengan makna hidup, alam, bahkan ke Tuhanan yang di ekspresikan oleh sang penyair (orang yang membuat atau membaca puisi) dalam bentuk tulisan maupun ekspresi dari puisi yang disampaikan atau dibacakan. Atau dengan kata lain Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa artistik/estetik yang padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Kepuitisan, keartistikan/keestetikan bahasa puisi disebabkan  oleh kreatifitas penyair  dalam membangun  puisinya dengan mengunakan :
1. Figura bahasa gaya personifikasi,metafora,perbandingan alegori,sehingga puisi menarik.
2. Kata-kata yang ambiquitas,yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3. Kata yang  berisi suasana, perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup.
4. Kata berkonotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi nilai-nilai,rasa,dan asosiasi tertentu.

Secara imajinatif puisi menafsirkan situasi dasar manusia sosial berupa :
1. Penderitaan atas ketidakadilan.
2. Perjuangan untuk kekuasaan.
3. Konflik dengan sesamanya.
4. Pemberontakan kepada hukumTuhan.
Didalam Ilmu Budaya Dasar kita menemukan penyajian puisi, adapun yang mendasarinya yaitu:
1.      Adanya hubungan didalam pembuatan puisi dengan hidup manusia
2.      Asanya suatu rasa insyaf  atau sebuah kesadaran seseorang dari suatu kejadian.
3.      Puisi dan keinsyafan sosial.

Kesimpulan :
            Ilmu Budaya Dasar tidak hanya mencakup hal kebudayaan saja, tetapi dalam kebudayaan kesusastraan juga termasuk dalam kebudayaan indonesia. Karena Indonesia mempunyai banyak propinsi sehingga bahasa yang mereka gunakan beragam, disetiap daerahnya
Contoh : Bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa  madura, bahasa banjar dan masih banyak yang lainnya.

HUBUNGAN MANUSIA DAN CINTA KASIH

            Manusia adalah makhluk sosial, dan tidak dapat hidup sendiri. Artinya manusia tidak bisa hidup tanpa adanya bantuan dari orang lan. Coba bayangkan jika anda sebagai manusia hidup individualisme atau penyendiri.
Mungkin dunia ini akan terasa membosankan dan memuakkan, terjadi banyak kericuhan akibat dari individualisme karena mereka menganggap ini hidupnya sendiri dan tidak mau mengalah satu sama lain karena menyangkut individu.
Beberapa Definisi Manusia :
1. Manusia adalah makhluk utama, berarti diantara semua makhluk natural maupun supranatural, manusia memiliki jiwa bebas dan hakikat - hakikat yang mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas. kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yang bebas (alam), sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan.
3. Manusia adalah makhluk yang sadar. Kesadaran yang dimaksud berarti bahwa melalui daya refleksi yang menakjubkan, manusia dapat memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yang tersembunyi dari penglihatan, dan mampu menganalisis masing-masing realita dan peristiwa. Manusia tidak hanya tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yang ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian manusia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa yang akan datang, ke dalam waktu yang tidak didatangkannya secara objektif. Manusia mendapat pegangan yang benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri
4. Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini memiliki arti bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang memiliki pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Manusia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib/semu /quasi/miracolous yang memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yang tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yang belum diberikan alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis.ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yang ada dan dimilikinya, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yang seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam realita yang ada. Kekuatan inilah yang selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan rohaniah.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting tentang nilai. Nilai terdiri dari ikatan yang ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yang lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yang bersifat istimewa dan mulia. Manusia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yang independen, mempunyai kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yang tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
Terdapat beberapa penggolongan pada manusia yang dapat membedakan manusia satu dengan yang lainnya. Seperti jenis kelamin (Laki-laki atau Perempuan), usia, agama, sampai ciri-ciri fisiknya.

Cinta Kasih
Cinta Kasih adalah perasaan yang terdapat pada manusia yang meliputi rasa senang, sayang, suka, ataupun belas kasihan terhadap seseorang. Setiap manusia pasti memiliki rasa cinta kasih, karena memang sudah takdirnya dan merupakan kodrat manusia untuk saling menyayangi. Dan atas dasar itu, manusia dapat mempertahankan keturunannya.
Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak. Perbedaan antara cinta dan nafsu adalah :
· Cinta bersifat manusiawi, hanya kepada manusialah Cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbatas pada naluri untuk melindungi.
· Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan nafsu sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan. Sedangkan nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.
· Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama member bukan menerima. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
· Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.
· Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, oleh karena itu tanggung jawab merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik.
· Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
· Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
            Pengertian tentang cinta juga diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, kemesraan.
· Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
· Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain seperti lain seperti sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling menyimpan rahasia, dst.
· Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.
Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengahh adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cint yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.
Cinta memiliki bermacam-macam golongan seperti cinta kepada diri sendiri, cinta kepada sesama, cinta seksual, cinta kepada rasul, cinta kepada Allah, dll.
Contoh kasus :
Secara psikologis, di zaman yang semakin modern ini peradaban manusia kurang memperhatikan hal-hal yang memudarkan nilai-nilai etika, moral, atau cara pandang, agama dan lain sebagainya. dalam menjalin hubungan yakni cinta (cinta kepada kekasih). Sering kali kita jumpai bahwa saat ini gaya menjalin suatu cinta, kasih sayang, diungkapkan dengan berbagai ekspresi negatif atau positif. Misalkan gaya berpacaran di zaman sekarang terkesan bebas dan lebih berani dalam hal-hal yang negatif. Sangat dimungkinkan bahwa indikasi-indikasi tersebut disebabkan oleh adanya factor-faktor tertentu yang ada dalam benak seseorang yang merasakan cinta dan kasih sayang. Nafsu menjadi salah satu faktor yang memicu kea rah negatif. Emosi memuncak, dan mengungkapkan rasa cinta yang berlebihan kepada kekasih bukanlah hal yang dianggap wajar, Karena kita sebagai manusia yang diwariskan Tuhan untuk mencintai kekasih dengan tidak berlebih-lebihan apalagi sampai melanggar etika, moral bahkan cara pandang agama.


MANUSIA DAN PENDERITAAN

            Manusia memiliki dua sisi yaitu sisi bahagia dan sisi penderitaan. Ada suatu kala manusia merasakan sebuah kebahagiaan dan biasanya kebahagiaan itu datang dengan sendirinya. Kehidupan memang tak lengkap jika hanya ada kebahagiaan, karena jika hanya ada sebuah kebahagiaan di dalam sebuah kehidupan maka manusia yang hidup di dunia ini tidak akan pernah bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakannya. Hal yang sering terjadi manusia yang merasa kebahagiaan didalam hidupnya sering lupa kepada yang telah menciptakannya, oleh karena itulah Allah SWT maha adil. Maka dari itu, salah manusia jika hanya menginginkan kebahagiaan semata. Karena disamping terdapatnya kebahagiaan di dunia didalam kehidupan juga terdapat rasa yang memiliki arti berlawanan dengan arti kebahagiaan. Arti yang berlawanan itulah yang biasa kita sebut dengan penderitaan.
Tidak semua manusia hidup di dunia merasakan kebahagiaan, disamping kebahagiaan terdapat sekelompok orang yang sedang merasakan penderitaan. Penderitaan dan kebahagiaan memiliki keterikatan. Maksud dari keterikatan adalah manusia yang terlena oleh suatu kebahagiaan di akhir maka dia akan merasakan sebuah pendeitaan dan begitu juga sebaliknya manusia yang sedang mengalami penderitaan apabila dia berusaha untuk memperbaiki keadaannya dan memiliki sikap bersyukur dalam keadaan apapun maka suatu saat nanti akan mendapatkan sebuah kebahagiaan suatu saat nanti.semua orang pasti pernah mengalami sebuah penderitaan, entah itu penderitaan fisik, penderitaan batin, penderitaan materi atau apapun itu.tetapi sikap setiap orang untuk menghadapi sebuah penderitaan berbeda-beda. Ada yang bersikap pasrah dan tidak menerima keadaan itu tetapi ada juga yang bersikap menerima dan berusaha untuk memperbaiki keadaan yang ada agar penderitaan itu berakhir. Sikap itu lah yang membedakan taraf kesabaran manusia. Mungkin banyak orang yang merasa mereka lebih banyak mendapatkan penderitaan dibandingkan dengan kebahagiaan, tapi itulah siklus kehidupan. Tentu kita menginginkan nasib yang baik agar mendapatkan kebahagiaan tetapi semua itu tergantung dari sikap kita apakah kita akan berusaha atau tidak untuk mendapatkan kebahagiaan itu karena semua itu ditentukan oleh yang Maha Kuasa.

Karena ada penderitaan itu juga sebenarnya Allah menginginkan kita untuk mengintrospeksi diri kita, apa yang harus kita perbaiki, jangan pernah menyesali yang ada. karena roda kehidupan memang berputar, ada kalanya dibawah, nah saat di bawah ini itulah penderitaan, itu tanda sayang Allah kepada kita makanya Allah memberikan kita cobaan. Jangan pernah merasa iri dengan yang merasakan kebahagiaan karna mereka juga pasti akan merasa menderita.
Jalani hidup ini apa adanya, karena Allah juga tidak menyukai orang yang suka menyalahkan dirinya sendiri. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan.penyebab penderitaan itu bermacam-macam. Ia datang kepada kita dalam bentuk sakit, gagal dalam usaha, diperlakukan secara tidak adil, mengalami duka cita karena kematian orang yang kita sakiti, musibah seperti bencana alam. Apapun penyebabnya penderitaan selalu ada. Orang mati pun mungkin menderita akibat dosa yang ditanggungnya. Penderitaan perlu dihadapi dan direnungkan. Ini mengandaikan bahwa ada makna positif yang bisa kita petik dari pengalaman penderitaan.penderitaan ada manfaatnya ini mendekatkan kita kepada Allah. Fakta mengatakan bahwa manusia tidak pernah sendirian dalam menghadapi penderitaan, dalam berita manusia kembali menjadi satu. Penderitaan membuat perbedaan-perbedaan pendapat, konflik, dan perpecahan mencair dengan sendirinya. Penderitaan emang menyakitkan dan menimbulkan luka tetapi selalu saja ada teman dan sahabat yang ikut berbela rasa dengan kira memikul duka cita itu. Kita harus menghadapi penderitaan dengan percaya bahwa penderitaan itu bersifat sementara saja, penderitaan ternyata membangkitkan pengharapan.
Ada satu hal yang menjadi pintu gerbang yang menjadi penentu keberhasilan seseorang. hal yang dimaksud adalah mental. setiap jiwa manusia memiliki mental dan mental itulah yang membuat bergeraknya perbuatan manusia. Kualitas seseorang akan semakin berkualitas apabila orang tersebut memiliki mental yang baik tetapi akan terjadi sebaliknya jika seseorang tidak memiliki mental yang baik maka orang tersebut akan mengalami sebuah jalan hidup yang tidak menyenangkan bahkan dapat memancing sebuah penderitaan. jadi mental merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam jalannya hidup kita. Hal yang paling berbahaya adalah apabila kita sudah mengalami kekalahan mental. Kekalahan mental dapat terjadi apabila kita tidak mampu menerima suatu keadaan yang sedang terjadi didalam diri kita. Kekalahan mental yang terjadi didalam diri seseorang maka orang tersebut tidak akan dapat menyelesaikan seluruh masalah yang sedang dihadapinya dan orang tersebut dapat menjadi menderita dengan hidupnya. Oleh sebab itulah mental sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang.
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan rnenghindari.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, kita harus berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.