Minggu, 21 April 2013

Tugas IAD 3

ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI

          Bukti menunjukkan bahwa kehidupan di bumi telah ada sekitar 3,7 miliar tahun. Semua bentuk kehidupan yang dikenal punya mekanisme molekuler dasar, dan berdasarkan pengamatan ini, teori-teori tentang asal-usul kehidupan berupaya menemukan mekanisme yang menjelaskan pembentukan satu sel organisme primordial dari mana semua kehidupan berasal. Ada berbagai hipotesis yang berbeda tentang jalan yang dilalui dari molekul organic sederhana melalui kehidupan pra-selular menuju protosel dan metabolisme. Banyak model jatuh ke dalam kategori "gen pertama" atau kategori "metabolisme-pertama", tetapi tren terbaru adalah munculnya model hibrida yang menggabungkan kedua kategori.

Ada beberapa pendapat berupa hipotesis ataupun teori tentang asal mula kehidupan di Bumi, diantaranya :

1. Generatio Spontanea
            Sebelum abad 17, orang menganggap bahwa mahluk hidup terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya. Anggapan ini disebut teori generatio spontanea.
Contoh :           Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus.
                        Dari gudang padi, muncul tikus.
Paham ini disebut juga abiogenesis artinya mahluk hidup dapat terbentuk bukan dari mahluk hidup, misalnyadari lumpurakan timbul cacing. Paham ini dipelopori oleh Aristoteles.
2. Cosmozoa
            Adalah pendapat yang menyatakan bahwa mahluk hidup di bumi ini berasal dari luar bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup itu datang dalam bentuk spora yang aktif, jatuh ke bumi lalu berkembang biak.
3. Omne Vicum ex Ovu
            Francisco Redi (1626-1697), ahli biologi Italia, dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat. Kemudian mengemukakan pendapat bahwa dari telur atau omne Vicum ex Ovu.
4. Omne Ovu ex Vivo
            Lazarro Spallanzani (1729-1799), ahli biologi Italia,dapat memuktikan bahwa mikroorganisme atau jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu. Bila kaldu dididihkan kemudian ditutup rapat-rapat, maka pembusukkan tidak terjadi. Ia menyimpulkan bahwa telur berasal dari jasad hidup atau Omne Ovu ex Vivo.
5. Omne Vivum ex Vivo

            Louis Pasteur (1822-1895), sarjana kimia Perancis, melanjutkan percobaan Spallanzani, yakni dengan menggunakan berbagai mikroorganisme. Ia berkesimpulan bahwa agar timbul kehidupan baru, harus ada kehidupan sebelumnya atau Omne Vivum ex Vivo. Teori ini disebut juga teori Biogenesis. Dengan teori ini maka teori Abigenesis mulai ditinggalkan orang.
6. Teori Uray
            Harlod Uray(1893), ahli kimia Amerika, mengemukakan bahwa atmosfer pada mulanya kaya akan gas-gas metan (CH4), amoniak (NH3), hydrogen (H2) dan (H2O). Zat-zat iini merupakan unsur penting dalam tubuh mahluk hidup.
Diduga, karenaadanya energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos, unsur-unsur itu mengadakan reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula terbentuk kira-kira sama dengan virus yang kita kenal sekarang. Zat ini setelah berjuta-juta tahun berkembang menjadi organisme.
7. Teori Oparin – Haldene
            Oparin , ahli biologi dari Rusia (1938) dan J.B.S Heldene, ahli biologi Inggris, secara terpisah mengemukakan pandapat yang sama mengenai asal mula kehidupan. Secara singkat pendapatnya adalah sebagai berikut :Jasad hidup terbentuk dari senyawa kimia dalam laut saat atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas. Senyawa organik ini antara lain asam amino sederhana, purine dan basa pirimidin; senyawa-senyawa golongan gula, kemudian terbentuk pula senyawa-senyawa polipeptida, asam polinukleat dan polisakarida. Semuanya dapat terbentuk berkat bantuan sinar Ultra Violet, kilatan listrik (petir), panas dan sinar radiasi. Jasad hidup pertama disebut protobiont, diperkirakan hidup di dalam laut, kira-kira 10 m di bawah permukaan laut.
            Melengkapi teori ini, pada tahun 1953 Stanley L. Miller, seorang murid Uray membuat percobaan yang sangat berhasil. Percobaannya dilakukan untuk menguji anggapan bahwa pada kondisi awal dari atmosfer bumi yang kaya akan metan, amoniak, hidrogen  dan air. Dengan bantuan kilatan listrik dan suhu yang cukup, dapat terbentuk senyawa-senyawa organik, termasuk asam amino, purin, pirimidin, gula ribosa maupun 2-dioksiribosa, asam nukleat, dan nukleosida seperti ATP. Semua senyawa tersebut adalah senyawa dasar dari jasad hidup.
            Weisz, melanjutkan hipotesis Oparin, disertai bekal teori Uray yang telah diuji kebenarannyaoleh Miller (1961). Menurut Weisz penggabungan senyawa kimia itu terus berlangsung  menjadi molekul-molekul yang lebih besar dan kompleks. Salah satu ikatan yang banyak itu berbentuk asam nuklein yang terdiri dari gula-fospat-purin-pirimidin-asam amino. Rantai ini cenderung untuk mengikat rantai-rantai dari sekitarnya, sehingga terjadilah rantai ganda yang setangkup. Kemudian rantai yang satu melepaskan diri dari yang pertama alam bentuk duplikat. Mulai dari sinilah, mungkin terjadi loncatan tingkah laku kimiawi dari sifat tak hidup ke sifat hidup. Pada saat rantai tadi mengikat rantai yang sama, boleh kita sebut sebagai reproduksi yang pertama. 
 Selain itu beberapa teori dari para ahli lain :


Materialisme
            Beberapa teori paling awal mengenai kehidupan bersifat materialis, menyatakan bahwa semua yang ada adalah materi, dan bahwa semua kehidupan pada dasarnya adalah bentuk atau pengaturan yang kompleks dari materi. Empedokles (430 SM) berpendapat bahwa setiap hal di alam semesta terdiri dari kombinasi empat "elemen" abadi atau "akar dari semua": bumi, air, udara, dan api. Semua perubahan dijelaskan oleh pengaturan dan penataan ulang dari empat elemen tersebut. Berbagai bentuk kehidupan disebabkan oleh campuran yang tepat dari unsur-unsur. Misalnya, pertumbuhan tanaman disebabkan oleh gerakan ke bawah secara alami unsur bumi dan gerakan ke atas secara alami dari api.
            Demokritus (460 SM), murid Leukippos, berpikir bahwa karakteristik penting dari kehidupan adalah memiliki jiwa (psyche). Sama seperti dengan penulis kuno lainnya, ia juga menggunakan istilah tersebut untuk mengartikan prinsip makhluk hidup yang menyebabkan mereka berfungsi sebagai makhluk hidup. Dia berpikir bahwa jiwa terdiri dari atom api, karena hubungan nyata antara hidup dan panas, dan karena api bergerak. Dia juga menyatakan bahwa manusia pada awalnya hidup seperti binatang, secara bertahap mengembangkan masyarakat untuk membantu sesama, memulai bahasa, dan mengembangkan kerajinan dan pertanian. Dalam revolusi ilmiah abad ke-17, ide-ide mekanistik dihidupkan kembali oleh filsuf seperti Rene Descartes.
Hylemorfisme
            Hylemorfisme adalah teori yang berasal dari Aristoteles (322 SM) yang menyatakan bahwa segala sesuatu adalah kombinasi dari materi dan bentuk. Aristoteles adalah salah satu penulis kuno pertama yang melakukan pendekatan pada subjek hidup dengan cara ilmiah. Biologi adalah salah satu minat utamanya, dan terdapat bahan biologi yang ekstensif dalam tulisan-tulisannya. Menurut dia, segala sesuatu di alam semesta material memiliki unsur materi dan bentuk. Bentuk dari suatu makhluk hidup adalah jiwanya (dalam bahasa Yunani, psyche , Latin anima). Menurut Aristoteles, terdapat tiga macam jiwa, yaitu:
  • "jiwa vegetatif" tanaman, yang menyebabkan mereka untuk tumbuh dan membusuk dan memelihara diri mereka sendiri, tetapi tidak menyebabkan gerakan dan sensasi
  • "jiwa hewan" yang menyebabkan hewan untuk bergerak dan merasa;
  • jiwa rasional yang merupakan sumber kesadaran dan penalaran yang (Aristoteles yakini) hanya ada pada manusia.
            Setiap jiwa yang lebih tinggi memiliki semua atribut dari jiwa yang lebih rendah. Aristoteles percaya bahwa walau materi bisa ada tanpa forma, forma tidak bisa ada tanpa materi, sehingga jiwa tidak bisa ada tanpa tubuh.
            Penjelasan yang selaras dengan hylemorfisme adalah penjelasan teleologis mengenai kehidupan. Sebuah penjelasan teleologis menjelaskan mengenai fenomena dalam maksud atau arah tujuan dari fenomena tersebut. Maka, warna putih beruang kutub dijelaskan dengan tujuan kamuflase. Arah sebab-akibat semacam ini bersifat berlawanan dengan ilmu pengetahuan materialistik, yang menjelaskan akibat dari penyebab sebelumnya. Ahli biologi modern sekarang menolak pandangan fungsional ini dari segi materi dan sebab-akibat: ciri biologis harus dijelaskan bukan dengan melihat ke depan untuk hasil yang optimal di masa depan, tetapi dengan melihat mundur ke masa lalu sejarah evolusi suatu spesies, yang mengarah kepada seleksi alam dari objek yang dipertanyakan.
Vitalisme
            Vitalisme adalah keyakinan bahwa prinsip-kehidupan pada dasarnya tidak material. Gagasan ini berasal dari Georg Ernst S. (abad ke-17), dan bertahan hingga pertengahan abad ke-19.. Vitalisme menjadi daya tarik bagi filsuf seperti Henri Bergson, Friedrich N, Wilhelm Dilthey, ahli anatomi seperti Marie Francois Xavier Bichat, dan ahli kimia seperti Justus Liebig.
            Vitalisme menyokong ide pemisahan fundamental antara bahan organik dan anorganik, dan keyakinan bahwa materi organik hanya dapat berasal dari makhluk hidup. Hal ini dibantah pada tahun 1828 ketika Friedrich Wohler menyiapkan urea dari bahan anorganik. Sintesis Wohler tersebut dianggap sebagai titik awal kimia organik modern. Hal tersebut merupakan peristiwa bersejarah, karena untuk pertama kalinya suatu senyawa organik yang dihasilkan dari reaktan anorganik.
         Kemudian, Herman von H., didahului oleh Julious Robert von Mayer, menunjukkan bahwa tidak ada energi yang hilang dalam gerakan otot, yang menunjukkan bahwa tidak ada "kekuatan vital" yang diperlukan untuk menggerakkannya. Pengamatan empiris ini menyebabkan diabaikannya teori vitalistik dalam sains, meskipun keyakinan ini tetap hidup dalam teori-teori non-ilmiah seperti hemeopati, yang menafsirkan bahwa berbagai penyakit disebabkan oleh gangguan pada kekuatan vital atau kekuatan hidup.
Daftar Pustaka :
www.elearning.gunadarma.ac.id
www.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar