ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI
Bukti menunjukkan bahwa kehidupan di
bumi telah ada sekitar 3,7 miliar tahun. Semua
bentuk kehidupan yang dikenal punya mekanisme molekuler dasar, dan berdasarkan
pengamatan ini, teori-teori tentang asal-usul kehidupan berupaya menemukan
mekanisme yang menjelaskan pembentukan satu sel organisme primordial dari mana
semua kehidupan berasal. Ada berbagai hipotesis yang berbeda tentang jalan yang
dilalui dari molekul organic sederhana melalui kehidupan pra-selular menuju
protosel dan metabolisme. Banyak model jatuh ke dalam kategori "gen
pertama" atau kategori "metabolisme-pertama", tetapi tren
terbaru adalah munculnya model hibrida yang menggabungkan kedua kategori.
Ada beberapa pendapat berupa hipotesis ataupun teori tentang asal mula kehidupan di Bumi, diantaranya :
1. Generatio Spontanea
Sebelum abad
17, orang menganggap bahwa mahluk hidup terbentuk secara spontan atau terbentuk
dengan sendirinya. Anggapan ini disebut teori generatio spontanea.
Contoh : Ulat
timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus.
Dari gudang padi, muncul tikus.
Dari gudang padi, muncul tikus.
Paham ini disebut juga abiogenesis
artinya mahluk hidup dapat terbentuk bukan dari mahluk hidup, misalnyadari
lumpurakan timbul cacing. Paham ini dipelopori oleh Aristoteles.
2. Cosmozoa
Adalah
pendapat yang menyatakan bahwa mahluk hidup di bumi ini berasal dari luar bumi,
mungkin dari planet lain. Benda hidup itu datang dalam bentuk spora yang aktif,
jatuh ke bumi lalu berkembang biak.
3. Omne Vicum ex Ovu
Francisco
Redi (1626-1697), ahli biologi Italia, dapat membuktikan bahwa ulat pada
bangkai tikus berasal dari telur lalat. Kemudian mengemukakan pendapat bahwa
dari telur atau omne Vicum ex Ovu.
4. Omne Ovu ex Vivo
Lazarro
Spallanzani (1729-1799), ahli biologi Italia,dapat memuktikan bahwa mikroorganisme
atau jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu. Bila kaldu
dididihkan kemudian ditutup rapat-rapat, maka pembusukkan tidak terjadi. Ia menyimpulkan
bahwa telur berasal dari jasad hidup atau Omne Ovu ex Vivo.
5. Omne Vivum ex Vivo
Louis Pasteur (1822-1895), sarjana kimia Perancis, melanjutkan percobaan Spallanzani, yakni dengan menggunakan berbagai mikroorganisme. Ia berkesimpulan bahwa agar timbul kehidupan baru, harus ada kehidupan sebelumnya atau Omne Vivum ex Vivo. Teori ini disebut juga teori Biogenesis. Dengan teori ini maka teori Abigenesis mulai ditinggalkan orang.
6. Teori Uray
Harlod
Uray(1893), ahli kimia Amerika, mengemukakan bahwa atmosfer pada mulanya kaya
akan gas-gas metan (CH4), amoniak (NH3), hydrogen (H2) dan (H2O). Zat-zat iini
merupakan unsur penting dalam tubuh mahluk hidup.
Diduga, karenaadanya energi dari
aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos, unsur-unsur itu mengadakan
reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula terbentuk
kira-kira sama dengan virus yang kita kenal sekarang. Zat ini setelah
berjuta-juta tahun berkembang menjadi organisme.
7. Teori Oparin –
Haldene
Oparin
, ahli biologi dari Rusia (1938) dan J.B.S Heldene, ahli biologi Inggris,
secara terpisah mengemukakan pandapat yang sama mengenai asal mula kehidupan. Secara
singkat pendapatnya adalah sebagai berikut :Jasad hidup terbentuk dari senyawa
kimia dalam laut saat atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas. Senyawa organik
ini antara lain asam amino sederhana, purine dan basa pirimidin;
senyawa-senyawa golongan gula, kemudian terbentuk pula senyawa-senyawa
polipeptida, asam polinukleat dan polisakarida. Semuanya dapat terbentuk berkat
bantuan sinar Ultra Violet, kilatan listrik (petir), panas dan sinar radiasi. Jasad
hidup pertama disebut protobiont, diperkirakan hidup di dalam laut, kira-kira
10 m di bawah permukaan laut.
Melengkapi
teori ini, pada tahun 1953 Stanley L. Miller, seorang murid Uray membuat
percobaan yang sangat berhasil. Percobaannya dilakukan untuk menguji anggapan
bahwa pada kondisi awal dari atmosfer bumi yang kaya akan metan, amoniak, hidrogen
dan air. Dengan bantuan kilatan listrik
dan suhu yang cukup, dapat terbentuk senyawa-senyawa organik, termasuk asam
amino, purin, pirimidin, gula ribosa maupun 2-dioksiribosa, asam nukleat, dan
nukleosida seperti ATP. Semua senyawa tersebut adalah senyawa dasar dari jasad
hidup.
Weisz,
melanjutkan hipotesis Oparin, disertai bekal teori Uray yang telah diuji
kebenarannyaoleh Miller (1961). Menurut Weisz penggabungan senyawa kimia itu terus
berlangsung menjadi molekul-molekul yang
lebih besar dan kompleks. Salah satu ikatan yang banyak itu berbentuk asam
nuklein yang terdiri dari gula-fospat-purin-pirimidin-asam amino. Rantai ini
cenderung untuk mengikat rantai-rantai dari sekitarnya, sehingga terjadilah
rantai ganda yang setangkup. Kemudian rantai yang satu melepaskan diri dari
yang pertama alam bentuk duplikat. Mulai dari sinilah, mungkin terjadi loncatan
tingkah laku kimiawi dari sifat tak hidup ke sifat hidup. Pada saat rantai tadi
mengikat rantai yang sama, boleh kita sebut sebagai reproduksi yang pertama.
Selain itu beberapa teori dari para ahli lain :
Materialisme
Beberapa teori paling awal mengenai
kehidupan bersifat materialis, menyatakan bahwa semua yang ada adalah materi,
dan bahwa semua kehidupan pada dasarnya adalah bentuk atau pengaturan yang
kompleks dari materi. Empedokles (430 SM) berpendapat bahwa setiap hal di alam
semesta terdiri dari kombinasi empat "elemen" abadi atau "akar
dari semua": bumi, air, udara, dan api. Semua perubahan dijelaskan oleh
pengaturan dan penataan ulang dari empat elemen tersebut. Berbagai bentuk
kehidupan disebabkan oleh campuran yang tepat dari unsur-unsur. Misalnya,
pertumbuhan tanaman disebabkan oleh gerakan ke bawah secara alami unsur bumi
dan gerakan ke atas secara alami dari api.
Demokritus
(460 SM), murid Leukippos, berpikir bahwa karakteristik penting dari kehidupan
adalah memiliki jiwa (psyche). Sama seperti dengan penulis kuno
lainnya,
ia juga menggunakan istilah tersebut untuk mengartikan prinsip makhluk
hidup
yang menyebabkan mereka berfungsi sebagai makhluk hidup. Dia berpikir
bahwa
jiwa terdiri dari atom api, karena hubungan nyata antara hidup dan
panas, dan
karena api bergerak. Dia juga menyatakan bahwa manusia pada awalnya
hidup
seperti binatang, secara bertahap mengembangkan masyarakat untuk
membantu
sesama, memulai bahasa, dan mengembangkan kerajinan dan pertanian. Dalam
revolusi ilmiah abad ke-17, ide-ide mekanistik dihidupkan
kembali oleh filsuf seperti Rene Descartes.
Hylemorfisme
Hylemorfisme
adalah teori yang berasal dari Aristoteles
(322 SM) yang menyatakan bahwa segala sesuatu adalah kombinasi dari materi dan
bentuk. Aristoteles adalah salah satu penulis kuno pertama yang melakukan
pendekatan pada subjek hidup dengan cara ilmiah. Biologi adalah salah satu
minat utamanya, dan terdapat bahan biologi yang ekstensif dalam
tulisan-tulisannya. Menurut dia, segala sesuatu di alam semesta material
memiliki unsur materi dan bentuk. Bentuk dari suatu makhluk hidup adalah
jiwanya (dalam bahasa Yunani, psyche , Latin anima).
Menurut Aristoteles, terdapat tiga macam jiwa, yaitu:
- "jiwa vegetatif" tanaman, yang menyebabkan mereka untuk tumbuh dan membusuk dan memelihara diri mereka sendiri, tetapi tidak menyebabkan gerakan dan sensasi
- "jiwa hewan" yang menyebabkan hewan untuk bergerak dan merasa;
- jiwa rasional yang merupakan sumber kesadaran dan penalaran yang (Aristoteles yakini) hanya ada pada manusia.
Setiap jiwa yang lebih tinggi
memiliki semua atribut dari jiwa yang lebih rendah. Aristoteles percaya bahwa
walau materi bisa ada tanpa forma, forma tidak bisa ada tanpa materi, sehingga
jiwa tidak bisa ada tanpa tubuh.
Penjelasan yang selaras dengan
hylemorfisme adalah penjelasan teleologis mengenai kehidupan. Sebuah penjelasan teleologis
menjelaskan mengenai fenomena dalam maksud atau arah tujuan dari fenomena
tersebut. Maka, warna putih beruang kutub dijelaskan dengan tujuan kamuflase.
Arah sebab-akibat semacam ini bersifat berlawanan dengan ilmu pengetahuan
materialistik, yang menjelaskan akibat dari penyebab sebelumnya. Ahli biologi
modern sekarang menolak pandangan fungsional ini dari segi materi dan
sebab-akibat: ciri biologis harus dijelaskan bukan dengan melihat ke depan
untuk hasil yang optimal di masa depan, tetapi dengan melihat mundur ke masa
lalu sejarah evolusi suatu spesies, yang mengarah kepada seleksi alam
dari objek yang dipertanyakan.
Vitalisme
Vitalisme
adalah keyakinan bahwa prinsip-kehidupan pada dasarnya tidak material. Gagasan
ini berasal dari Georg Ernst S. (abad ke-17), dan bertahan
hingga pertengahan abad ke-19.. Vitalisme menjadi daya tarik bagi filsuf
seperti Henri Bergson, Friedrich N, Wilhelm Dilthey, ahli anatomi seperti Marie Francois Xavier Bichat, dan ahli
kimia seperti Justus Liebig.
Vitalisme menyokong ide pemisahan
fundamental antara bahan organik dan anorganik, dan keyakinan bahwa materi
organik hanya dapat berasal dari makhluk hidup. Hal ini dibantah pada tahun
1828 ketika Friedrich Wohler menyiapkan urea dari bahan anorganik. Sintesis Wohler tersebut dianggap sebagai titik
awal kimia organik modern. Hal tersebut merupakan peristiwa bersejarah, karena
untuk pertama kalinya suatu senyawa organik yang dihasilkan dari reaktan
anorganik.
Kemudian, Herman von H., didahului oleh Julious Robert von Mayer, menunjukkan bahwa tidak ada energi yang hilang dalam
gerakan otot, yang menunjukkan bahwa tidak ada "kekuatan vital" yang
diperlukan untuk menggerakkannya. Pengamatan empiris ini menyebabkan
diabaikannya teori vitalistik dalam sains, meskipun keyakinan ini tetap hidup
dalam teori-teori non-ilmiah seperti hemeopati,
yang menafsirkan bahwa berbagai penyakit disebabkan oleh gangguan pada kekuatan
vital atau kekuatan hidup.
Daftar Pustaka :
www.elearning.gunadarma.ac.id
www.wikipedia.org


